Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Manufaktur AS Terendah dalam Setahun

Sektor manufaktur Amerika Serikat melembam ke level terendah selama setahun terakhir di tengah perlambatan ekonomi global dan nilai tukar dolar yang terus meroket.

Kabar24.com, WASHINGTON--Sektor manufaktur Amerika Serikat melembam ke level terendah selama setahun terakhir di tengah perlambatan ekonomi global dan nilai tukar dolar yang terus meroket.

Kontraksi itu ditandai oleh indeks Institute for Supply Management (ISM) yang terdeselerasi ke posisi 53,5 pada Januari, turun dari Desember 2014 yang masih bertengger pada 55,1. Indeks ISM adalah angka yang mengukur sejumlah komponenpurchasing managers index(PMI).

Meski masih di atas 50, yang mengindikasikan pertumbuhan, indeks yang dirilis pada Selasa (3/3/2015) tersebut lebih rendah dibandingkan dengan konsensus analis. Konsensus ekonom yang disurveiBloombergdanReutersmengestimasi indeks ISM ada pada kisaran 54,5.

Ambruknya harga minyak mentah memicu penurunan penjualan sejumlah perusahaan yang bergerak di sektor manufaktur. Di sisi lain, kontraksi pertumbuhan yang meliputi Eropa hingga China mengerem laju permintaan.

Bulan lalu, Dana Moneter Internasional (IMF/International Monetary Fund) memangkas proyeksi pertymbuhan global dari 3,8% menjadi 3,5% pada 2015.

Kondisi itu diperparah dengan melejitnya nilai tukar dolar terhadap hampir seluruh mata uang di dunia sehingga membuat harga produk asal Negeri Paman Sam lebih mahal.

Bloomberg Dollar Spot Index melambung tajam sejak medio tahun lalu. Pada perdagangan kemarin sore, indeks dolar tercatat naik 0,09% menjadi 1.166,33.

Anjloknya harga komoditas memicu kekhawatiran perusahaan terkait permintaan terhadap produk mereka, kata Kepala EkonomFixed-incomeJanney Montgomery Scott LLC Philadelphia Guy LeBas, seperti dilansir dariBloomberg.

Dia menambahkan, setelah akselerasi sepanjang 2014 sektor manufaktur diproyeksikan agak melambat tahun ini.

Sebelumnya, LeBas memprediksi indeks ISM melambat ke posisi 53,4. Pasar merespon negatif data tersebut. Standard & Poors 500 Index sempat turun ke kisaran 1.980 sebelum terungkit 1,3% menjadi 2.020,85.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper