Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Teroris Terlibat Sindikat Peredaran Uang Palsu Rp17,4 Miliar?

Polda Metro Jaya membongkar sindikat peredaran mata uang palsu (upal) dalam dolar Amerika Serikat dan euro senilai Rp17,4 miliar.
Uang palsu/Ilustrasi-bisnis.com
Uang palsu/Ilustrasi-bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA - Polda Metro Jaya membongkar sindikat peredaran mata uang palsu (upal) dalam dolar Amerika Serikat dan euro senilai Rp17,4 miliar.

"Pelaku berjumlah tiga orang warga negara asing," kata Direktur Reserse Kriminal Khusus Polda Metro Jaya Komisaris Besar Polisi Mujiono, seperti dikutip dari Antara, Selasa (3/2/2015).

Mujiono menyebutkan dua tersangka warga negara Kamerun dan seorang lainnya asal Guinea yang ditangkap petugas di sekitar Jalan Benyamin Sueb Kemayoran, Jakarta Pusat pada pekan lalu.

Dari tangan tersangka, polisi menyita barang bukti mata uang palsu dolar AS senilai Rp5,6 miliar dan mata uang euro mencapai Rp10,8 miliar.

Mujiono menjelaskan awalnya petugas menerima informasi dugaan transaksi peredaran mata uang asing palsu.

Selanjutnya, polisi menyelidiki informasi dan bertransaksi dengan cara menyamar menjadi pembeli mata uang palsu itu. "Ternyata tersangka membawa koper yang berisi uang palsu dolar AS," ujar Mujiono.

Polisi lantas mengembangkan dan menggeledah rumah salah seorang tersangka di Kemayoran Jakarta Pusat dengan menemukan mata uang euro dan Black Euro.

Berdasarkan pengakuan tersangka kepada penyidik, mata uang palsu itu berasal dari Singapura akan diedarkan di Kalimantan, Sulawesi dan Suriah.

Mujiono menambahkan uang mata uang palsu itu dijual dengan perbandingan 1:6. Misalkan uang sebesar Rp6 miliar harus dibayar senilai Rp36 miliar.

Terkait dugaan jaringan teroris, Mujiono mengaku belum dapat memastikan karena masih dalam proses pengembangan termasuk mencari pelaku yang memesan uang palsu itu di Indonesia.

"Kita juga koordinasi dengan FBI untuk mengkonfirmasi uang palsu itu beredar atau tidak di AS," tutur Mujiono.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : News Editor
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper