Kabar24.com, TEGAL—Bank Indonesia Perwakilan Tegal mencatat penyaluran kredit kepada sektor usaha mikro kecil dan menengah di Eks Karesidenan Pekalongan mencapai Rp9,33 triliun atau tumbuh 22,1%.
Kepala Perwakilan BI Tegal Bandoe Widiarto memaparkan untuk mendorong stabilitas sistem keuangan, BI menjaga agar fungsi intermediasi perbankan berjalan dengan baik yaitu dengan kegiatan pemberdayaan sektor riil dan UMKM.
Sasaran akhir dari kegiatan tersebut adalah stabilitas harga untuk pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif.
“Dalam pengembangan UMKM KPwBI Tegal telah melakukanupaya pembinaan kepada budidaya bawang merah, ayam petelur, udang vaname, sapi potong dan potensi lokal lainnya,” papar Bandoe saat ditemui Bisnis, Rabu (28/1/2015).
Tantangan kedepan yang dihadapi, menurutnya, yakni mendorong kelompok UMKM dapat mengakses keuangan perbankan dan lembaga pembiayaan sehingga pelaku bisnis ini dapat mandiri.
Bandoe menambahkan pengolahan produksi masih perlu didukung dengan tehnologi yang baik sehingga kualitasnya akan bisa diterima oleh pasar, akses ke industri masih perlu didorong supaya ada kesinambungan serta perlunya penguatan kapabilitas melalui program pendampingan.
Sementara itu, penyaluran kredit perbankan sampai dengan akhir tahun 2014 mencapai Rp21,5 triliun tumbuh sebesar 14,05%. Dengan jumlah penyaluran kredit tersebut, Loan To Deposite Ratio (LDR) mencapai 113,26% dengan Non Performance Loan (NPL) sebesar 2,95%.
Adapun penyaluran kredit kepada UMKM sebesar Rp9,33 triliun, dengan pertumbuhan kredit UMKM sebesar 22,11%. Share kredit UMKM sebesar 43,17%, dengan porsi terbesar untuk sektor perdagangan besar dan eceran mencapai Rp 6,3 triliun.
Wali Kota Pekalongan HM Basyir Ahmad menyatakan perekonomian di wilayahnya tumbuh seiring dengan perkembangan pelaku UMKM. Bahkan, Basyir menargetkan pertumbuhan ekonomi di Kota Pekalongan diangka 6% atau di atas target pertumbuhan ekonomi nasional.
“Di sini banyak sekali pelaku UMKM, baik perajin batik, makanan dan minuman serta pelaku kreatif,” paparnya.