Bisnis.com, SINGAPURA – Untuk menjaga laju pertumbuhan sepanjang 2015, Bank of Japan (BoJ) didorong mengupayakan langkah apapun untuk menaikkan upah tenaga kerja.
Kenaikan upah dinilai sebagai kunci utama menarik pertumbuhan Jepang dari kontraksi.
Kepala ekonom Credit Suisse Group AG Hiromichi Shirakawa mengungkapkan upaya bank sentral untuk menurunkan nilai tukar yen untuk mendongkrak profit perusahaan sejauh ini belum mendorong peningkatan upah.
“Tahun ini bank sentral harus fokus meningkatkan upah. Tapi sepanjang tahun tahun lalu upah tenaga kerja hampir tidak naik sama sekali, tidak ada dampak positif pada konsumsi domestik,” jelas Shirakawa dalam sebuah wawancara yang ditayangkan Bloomberg TV, Kamis (22/1/2015).
Menurut Shirakwa, meski profit perusahaan menyentuh level tertingginya tahun lalu, korporasi-korporasi Jepang enggan menaikkan upah tenaga kerja karena waswas dengan situasi perekonomian global dan domestik yang tidak menentu.
Oleh karena itu, dia mendorong bank sentral lebih gigih menyiasati perlemahan belanja domestik mengingat saat ini populasi Jepang didominasi oleh kaum lanjut usia.
Di sisi lain, Shirakawa menilai pemangkasan pajak korporasi yang direncanakan Perdana Menteri Shinzo Abe ditetapkan mulai April 2015 pun tidak akan cukup kuat mendorong kenaikan upah dan belanja modal perusahaan.
“Pemimpin perusahaan yakin perlemahan yen dan pelonggaran moneter bank sentral sifatnya tidak untuk jangka panjang. Mereka amat hati-hati menjaga pengeluaran,” ungkapnya.
Hal tersebut, menurut Shirakawa, akan menyebabkan upah tenaga kerja kembali stagnan sepanjang tahun ini.
Setelah melalui serangkaian diskusi, parlemen Jepang yang dikuasai pendukung Abe memutuskan akan memangkas pajak korporasi 2,51 persen poin April mendatang, dan akan memangkas total 3,29 persen poin dalam dua tahun.
Dengan pemangkasan 2,51 persen poin, korporasi-korporasi Jepang dapat menikmati pajak lebih rendah yaitu di tingkat 32,1%.
Abe menempun jalan pemangkasan pajak korporasi untuk mendorong pemimpin bisnis menaikkan upah tenaga kerja.
“Saya ingin korporasi yang pendapatannya naik karena perlemahan yen untuk dapat menaikkan upah dah investasi,” kata Abe di hadapan para pemimpin bisnis Jepang pertengahan Desember lalu.