Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Gedung Parlemen AS Terhindar Dari Aksi Pemboman

Seorang pria asal Ohio yang mengaku bersimpati terhadap kelompok ISIS ditangkap pada Rabu (14/1/2015) dengan tuduhan berencana menyerang gedung Capitol--kantor badan Kongres dan Senat Amerika Serikat--dengan bom dan senjata api.
Seorang pria asal Ohio yang mengaku bersimpati terhadap kelompok ISIS ditangkap pada Rabu (14/1/2015) dengan tuduhan berencana menyerang gedung Capitol--kantor badan Kongres dan Senat Amerika Serikat--dengan bom dan senjata api./JIBI
Seorang pria asal Ohio yang mengaku bersimpati terhadap kelompok ISIS ditangkap pada Rabu (14/1/2015) dengan tuduhan berencana menyerang gedung Capitol--kantor badan Kongres dan Senat Amerika Serikat--dengan bom dan senjata api./JIBI

Bisnis.com, WASHINGTON - Seorang pria asal Ohio yang mengaku bersimpati terhadap kelompok ISIS ditangkap pada Rabu (14/1/2015) dengan tuduhan berencana menyerang gedung Capitol--kantor badan Kongres dan Senat Amerika Serikat--dengan bom dan senjata api.

Pria bernama Christopher Cornell (20) sebelumnya diketahui tengah mencari cara membuat bom, membeli senjata laras panjang semi-otomatis lengkap dengan 600 amunisi. Menurut kesaksian informan badan FBI yang tertulis dalam dokumen pengadilan, Cornell juga berencana pergi ke Washington untuk melancarkan rencananya.

Dokumen pengadilan juga menunjukkan Cornell secara terbuka mendukung kelompok Negara Islam di Irak dan Suriah (ISIS) melalui akun Twitter dengan nama alias Rahil Mahrus Ubaydah.

Menurut dokumen itu, Cornell sempat berkomunikasi dengan agen FBI yang tengah menyamar. Kepadanya, dia mengatakan  meski tidak mendapat dukungan dari kelompok mana pun, "kita sudah mendapat persetujuan dari saudara-saudara di sana dan almarhum Anwar al Walaki sebelum dia meninggal." Awlaki adalah teroris yang terbunuh oleh Amerika Serikat di Yaman pada 2011.

Pada November dalam pertemuan dengan informan FBI, Cornell menyatakan  anggota Kongres adalah musuhnya sambil memaparkan rencana pengeboman gedung Capitol dan menggunakan senjata api untuk membunuh orang-orang yang bekerja di sana.

Ayah tersangka, John Cornell, mengatakan kepada CNN  anaknya "dipaksa melakukan semua ini." "Tidak mungkin dia dapat merencanakan serangan teror apa pun," kata John.

Agen khusus FBI untuk urusan penahanan, John Barrios, memastikan  investigasi terhadap Christopher Cornell tidak membahayakan publik.

Sementara Senator Partai Republik dari Ohio, Rob Portman, memuji FBI dan semua badan penegak hukum lainnya karena berhasil "mencegah aksi terorisme. Ini adalah pengingat ang penting terhadap bahaya nyata kelompok radikal di dalam negeri." Kepolisian Capitol mengaku bekerja sama dengan FBI untuk pengungkapan kasus ini.

Cornell akan diadili di pengadilan negara bagian Ohio dengan tuduhan upaya pembunuhan terhadap pejabat negara Amerika Serikat dan kepemilikan senjata api untuk tujuan kekerasan kriminal.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Martin Sihombing
Sumber : Reuters
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper