Bisnis.com, JAKARTA— Akun Twitter dan YouTube milik komando militer AS yang digunakan untuk memantau operasinya di kawasan Timur Tengah diretas oleh orang yang mengaku simpati terhadap kelompok milisi Negara Islam di Irak dan Suriah (ISIS).
Aksi kejahatan dunia maya itu dilakukan di tengah AS dan sekutunya sibuk menggempur basis kekuatan ISIS di Irak dan Suriah.
"Pasukan Amerika, kami datang, hati-hati di belakangmu, ISIS," menurut pesan para peretas yang dikirim pada akun U.S. Central Command Twitter tersebut lengkap dengan menggunakan akronim kelompok milisi itu. Kelompok yang membentuk sistem kekalifahan Islam itu saat ini telah berhasil menguasai sejumlah wilayah di Irak dan Suriah.
Para pejabat AS mengakui insiden memalukan itu. Menurutnya, para peretas menguasai akun itu sekitar 30 menit dan hal itu sangat memalukan meski tidak berdampak kuat.
Namun demikian, Biro Penyelidik Federal (FBI) berjanji akan menyelidiki kejadian itu.
Juru Bicara Departemen Pertahanan AS, Steve Warren mengatakan pihaknya memandang hal itu sebagai aksi tidak beradab.
"Kejadian itu membuat kami tidak nyaman, sangat menjengkelkan. Namun tidak ada isu sensitif dan rahasia yang terbuka," ujar Warren kepada wartawan sebagaimana dikutip Reuters, Selasa (13/1/2015).