Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

10 Tata Krama Pencari Ilmu Menurut Hadrotussyeh Pendiri NU

Menjadi seorang penuntut ilmu sejati, ternyata tidak semudah dalam teori. Dalam prosesnya memerlukan beberapa hal yang perlu diperhatikan, antara lain dalam hal tata krama.
Hadratussyaikh KH M Hasyim Asyari. /nu.or.id
Hadratussyaikh KH M Hasyim Asyari. /nu.or.id

Kabar24.com, KLATEN - Menjadi seorang penuntut ilmu sejati, ternyata tidak semudah dalam teori. Dalam prosesnya memerlukan beberapa hal yang perlu diperhatikan, antara lain dalam hal tata krama.

Hadratussyaikh KH M Hasyim Asy’ari menerangkan dalam kitab yang ditulisnya Adâbul ‘Alîm wal Muta’allîm fî Mâ Yahtaju Ilayh Al-Muta’allim fî Ahwâl Ta’lîmihi wa Mâ Yatawaqqafu ‘Alayhi Al-Mu’allîm fî Maqâmati Ta’lîmihi, bahwa seorang pencari ilmu mesti memenuhi beberapa tata krama.

“Menurut Hadratussyaikh, ada sepuluh tata krama yang harus dipenuhi oleh seorang penuntut ilmu,” terang Wakil Rais Syuriyah PCNU Klaten, Muhammad Nawawi Syafi’i, pada acara kajian kitab Irsyadus Sari [kumpulan karya KH Hasyim Asy’ari], Ahad (11/1/2015).

Sepuluh tata krama tersebut adalah (1) membersihkan hati dari sifat-sifat kotoran hati, (2) meluruskan niat dalam mencari ilmu untuk meraih ridlo Allah SWT, dan (3) mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Selain itu seorang pencari ilmu juga (4) mesti menggunakan waktu sebaik mungkin untuk belajar dan tidak menunda, (5) bersikap qana’ah dan sederhana, serta pandai membagi waktu.

Dalam kitab itu juga dijelaskan bahwa (6) pencari ilmu hedaknya juga tidak memaksa untuk menguasai semua disiplin ilmu secara sekaligus; (7) tidak boleh mencampuradukkan sesuatu cabang ilmu sebelum menguasai dan memahami dengan mahir cabang ilmu yang sebelumnya; (8) pelajar perlu mengetahui hakikat ilmu; (9) para pelajar perlu bersikap ikhlas; dan (10) pelajar perlu mengetahui perkaitan ilmu yang dipelajari.

Kiai Nawawi, yang juga Pengasuh Pesantren Roudlotush Sholihin wa Sholihat Batur Ceper Klaten itu, menekankan pentingnya mengimplementasikan tata krama ini, terutama di zaman yang sudah memasuki krisis moral seperti sekarang ini.

Ketua PC IPNU Klaten Ahmad Saifuddin mengemukakan bahwa kitab Adâbul ‘Alîm wal Muta’allîm karya KH Hasyim Asy’ari ini patut untuk dimasukkan kurikulum, terutama kurikulum pendidikan agama di sekolah umum.

“Terlebih lagi pada saat ini, Indonesia sedang membutuhkan formula khusus untuk membangun karakter seorang pelajar dan generasi muda,” ujar dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Fatkhul Maskur
Editor : Fatkhul Maskur
Sumber : nu.or.id

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper