Kabar24.com, BEIJING – Merespons para ekonom yang merekomendasikan Pemerintah China menargetkan pertumbuhan di kisaran 7% untuk tahun fiskal 2015, Perdana Menteri Li Keqiang bergerak cepat menyusun rencana pembangunan 300 proyek infrastruktur yang akan direalisasikan sepanjang tahun ini.
Seorang sumber Bloomberg yang menolak namanya dicantumkan menyebutkan pemerintah telah menyepakati 300 proyek infrastruktur senilai 7 triliun yuan atau setara US$1,1 triliun untuk menjaga perekonomian negara dari perlambatan tajam.
“Perdana Menteri Li menandatangani proyek-proyek itu untuk dilaksanakan tahun ini. Proyek tersebut merupakan bagian dari program 400-Venture senilai total 10 triliun yuan yang direncanakan dibangun selama akhir 2014 hingga 2016,” ungkap sumber tersebut di Beijing, Selasa (6/1).
Sumber tersebut menyampaikan bahwa nantinya pembangunan proyek-proyek ini akan diawasi langusng oleh institusi perencanaan tertinggi Negeri Tembok Raksasa, The National Development and Reform Commission (NDRC).
Pembangunan infrastruktur merupakan salah satu andalan utama Li Keqiang, yang dia yakini mampu mendorong laju pertumbuhan ekonomi.
Bisnis mencatat pada April lalu misalnya, Li mengalokasikan dana pembangunan infrastruktur kereta api sebesar 200-300 miliar yuan atau setara US$32,5-US$48,8 miliar. Dirasa kurang, Li pun mengajak sektor swasta untuk terlibat langsung pada proyek pembangunan negara.
Langkah Li yang tanpa sinyal menandatangani pembangunan proyek infrastruktur ini, menurut ekonom HSBC Holdings Plc Julia Wang menunjukkan bahwa Li dan pengambil kebijakan China mulai khawatir dengan konsumsi domestik yang tidak cukup kuat mendorong momentum pertumbuhan.
“Langkah ini merupakan upaya China untuk menstabilasi pertumbuhan. Berita mengenai hal ini akan mampu melesatkan keyakinan pasar. Li sepertinya akan fokus berinvestasi pada pembangunan infrastruktur untuk menjaga pertumbuhan,” ungkap Wang di Hong Kong.
Adapun, 300 proyek infrastruktur tersebut nantinya akan dibiayai bersama oleh pemerintah pusat dan daerah, perusahaan-perusahaan milik negara, investasi sektor swasta, dan pinjaman. Proyek mencakup beberapa sektor termasuk pipa minyak dan gas, keseharan, energi terbarukan, dan transportasi.