Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kemiskinan di Banten Semakin Parah

Badan Pusat Statistik Provinsi Banten mencatat selain terjadi peningkatan jumlah penduduk miskin, kualitas kemiskinan yang tercermin pada indeks kedalaman kemiskinan dan indeks keparahan kemiskinan di perdesaan di Provinsi Banten juga semakin tinggi.

Kabar24.com, TANGERANG—Badan Pusat Statistik Provinsi Banten mencatat selain terjadi peningkatan jumlah penduduk miskin, kualitas kemiskinan yang tercermin pada indeks kedalaman kemiskinan dan indeks keparahan kemiskinan di perdesaan di Provinsi Banten juga semakin tinggi.
 
Gandari Adianti, Kepala Bidang Statistik Sosial BPS Provinsi Banten, mengatakan jumlah penduduk miskin di Banten pada September 2014 meningkat 26.350 orang menjadi 649.190 jiwa atau 5,51% dari total penduduk di wilayah ini jika dibandingkan dengan pengukuran terakhir pada Maret 2014.
 
“Pengukuran pada Maret 2014 jumlah penduduk miskin hanya 5,35% dari total penduduk. Pada periode ini didapatkan pula bahwa kondisi penduduk miskin di perdesaan semakin terpuruk, ketimbang penduduk di perkotaan,” ujarnya kepada Bisnis, Minggu (4/1).
 
Pada periode pengukuran, tuturnya, indeks kedalaman kemiskinan dan indeks keparahan kemiskinan di perkotaan menunjukkan penurunan, yakni masing-masing menjadi 0,651 dan 0,135 dari 0,764 dan 0,184 pada periode Maret 2014.
 
Namun, indeks kedalaman kemiskinan dan indeks keparahan kemiskinan di perdesaan yang notabene penduduknya berprofesi sebagai petani semakin tinggi. Indeks kedalaman kemiskinan penduduk desa menjadi 1,077 dari 0,978, dan indeks keparahan kemiskinan menjadi 0,271 dari 0,189.
 
Menurutnya, penyebab utama semakin terpuruknya penduduk miskin di perdesaan adalah turunnya harga gabah yang dijual oleh petani, sementara di sisi lain harga barang kebutuhan semakin meningkat seiring dengan lonjakan inflasi.
 
Akibat hal tersebut, masyarakat yang berprofesi sebagai petani di perdesaan semakin sulit memenuhi angka konsumsi 2.100 kilo kalori per kapita per hari yang menjadi ukuran dalam penentuan tingkat kemiskinan oleh BPS.
 
Menurutnya, bagi penduduk di perkotaan, upah riil pekerja mengalami kenaikan sehingga mampu menutupi peningkatan harga barang kebutuhan. Sementara, bagi penduduk desa yang berprofesi petani, kendati harga gabah yang ditetapkan oleh pemerintah tidak turun, pelaksanaan di lapangan tengkulak membeli gabah petani di bawah harga pemerintah.
 
“Pemerintah seharusnya dapat mengontrol mekanisme jual-beli di level petani. Karena, jika harga gabah disesuaikan dengan mekanisme pasar, petani menjadi korban yang paling dirugikan,” ujarnya.
 
Rata-rata harga gabah kering giling di tingkat petani menurun dari Rp4.425 per kilogram pada Maret 2014 menjadi Rp4.289 per kilogram pada September 2014. Harga gabah kering panen di tingkat petani juga tercatat turun dari Rp4.154 per kilogram menjadi Rp 4.062 per kilogram.
 
Secara keseluruhan, lanjutnya, jumlah penduduk Banten yang tinggal di perdesaan hanya mencapai 30%, sementara sisanya tersebar di berbagai perkotaan. Namun, lonjakan penduduk miskin yang cukup signifikan di perdesaan, secara langsung berdampak pada angka kemiskinan daerah.
 
Berdasarkan pemetaan jumlah penduduk miskin di Provinsi Banten pada maret 2014, lanjutnya, Kabupaten Lebak dan Pandeglang menjadi dua daerah dengan persentase tertinggi yakni di atas 10% dari total penduduk. Selain itu, kualitas kemiskinan di daerah ini juga paling tinggi.
 
Syech Suhaimi, Kepala BPS Provinsi Banten, menjelaskan pada penghitungan September 2014, jumlah penduduk miskin di perkotaan meningkat 5.490 ribu orang atau menjadi 381.180 dari 375.690 jiwa pada Maret 2014.
 
Sementara di daerah perdesaan, jumlah penduduk miskin melonjak hingga 20.870 jiwa menjadi 268.010 orang dari sebelumnya 247.140 jiwa. Akibatnya, persentase penduduk miskin di perdesaan menjadi 7,18% dari pengukuran sebelumnya yang hanya 6,67%.
 
“Peran komoditi makanan terhadap garis kemiskinan jauh lebih besar dibandingkan peran komoditi bukan makanan seperti perumahan, sandang, pendidikan, dan kesehatan,” ujar Syech.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper