Bisnis.com, MANADO - Penemuan uang palsu di Sulawesi Utara pada tahun ini meningkat drastis dibandingkan dengan tahun lalu.
Bahkan, peredarannya tertinggi dalam sembilan tahun terakhir.
Asisten Direktur Sistem Pembayaran dan Manajemen Intern Perwakilan Bank Indonesia (BI) Sulawesi Utara Lukman Hakim mengatakan BI Sulut menemukan uang palsu sebanyak 583 lembar pada periode Januari hingga 22 Desember 2014.
Menurutnya, total penemuan itu terdiri dari 547 lembar pecahan Rp100.000, 31 lembar pecahan Rp50.000, dan lima lembar pecahan Rp20.000.
Dari data yang terkumpul hingga 22 Desember, ujar Lukman, penemuan uang palsu melonjak 149,14% secara year to date dari posisi akhir tahun lalu sebanyak 234 lembar.
“Angka itu bisa jadi bertambah karena ini belum tutup tahun,” katanya, Senin (22/12).
Dia menuturkan uang palsu tersebut ditemukan dari setoran perbankan yang disimpan di BI Sulut. Dengan demikian, uang palsu itu ternyata tak terdeteksi oleh teller sejumlah bank yang beroperasi di daerah tersebut.
BI, ujar Lukman, memiliki mesin khusus yang mampu mendeteksi uang palsu. “Uang itu ditemukan saat kami menyortir setoran dari kalangan perbankan,” ungkapnya.
Menurut Lukman, penemuan uang palsu tertinggi terjadi pada 2005 sebanyak 1.024 lembar yang terdiri dari berbagai pecahan rupiah.
Kepala Perwakilan BI Sulut Luctor E. Tapiheru menuturkan masyarakat setempat diminta untuk waspada terhadap peredaran uang palsu menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru 2015.
Menurutnya, oknum yang tak bertanggung jawab biasanya memanfaatkan kesempatan dengan mengedarkan uang palsu di tengah peningkatan konsumsi masyarakat.
Seperti diketahui, setiap akhir tahun akan ada peningkatan konsumsi masyarakat Sulut karena sebagian besar masyarakat setempat merayakan Natal dan Tahun Baru.
“Masyarakat harus hati-hati. Jangan lengah, harus mengecek ciri-ciri uang asli, yaitu dilihat, diraba, dan diterawang,” tegasnya.
Dia menambahkan masyarakat juga disarankan untuk mengetahui secara detail ciri-ciri uang palsu. Jika ditemukan uang palsu, dia berharap masyarakat tak ragu-ragu untuk melaporkannya ke pihak berwajib atau BI.
Oleh karena itu, BI terus melakukan sosialisasi agar masyarakat mengenal ciri ciri keaslian uang rupiah dengan cara mengantisipasi peredaran uang palsu dengan pola 3D, yakni dilihat, diraba, dan diterawang.
“Khusus bulan ini saja, kami telah menemukan 26 lembar uang palsu, yakni 23 lembar pecahan Rp100.000 dan tiga lembar pecahan Rp50.000,” ungkapnya.