Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jepang Masih Akan Bergantung pada Stimulus Ultralonggar

Menyusul pelemahan harga minyak dunia yang terjadi sejak awal paruh kedua semester ini, otoritas moneter Jepang memutuskan mempertahankan kebijakan stimulus ultralonggar.
Bank Sentral Jepang. /bizdaily.com.sg
Bank Sentral Jepang. /bizdaily.com.sg

Bisnis.com, TOKYO – Menyusul perlemahan harga minyak dunia yang terjadi sejak awal paruh kedua semester ini, otoritas moneter Jepang memutuskan mempertahankan kebijakan stimulus ultralonggar dan meyakini ekonomi Jepang tidak akan kembali terkontraksi kuartal akhir tahun ini.

Dalam pertemuan rutin bank sentral, Bank of Japan (BoJ) mempertahankan basis moneter tahunan sebesar 80 triliun yen atau setara US$672 miliar. Langkah ini telah diprediksi para ekonom, mengingat Gubernur BoJ Haruhiko Kuroda kian sulit mengangkat inflasi ke level 2% di tengah perlemahan harga minyak duna.

“Bank sentral membuat kemajuan dalam menarik pola pikir deflasi di masyarakat. Kami tidak mengubah pandangan, Jepang akan mencapai target kenaikan tingkat harga pada tahun fiskal mendatang,” kata Kuroda selepas pertemuan bank sentral di Tokyo, Jumat (19/11/2014).

Dalam pernyataan yang dipublikasikan di situs resminya, bank sentral itu menyampaikan bahwa pertumbuhan Jepang mulai melaju moderat karena belanja konsumen yang terluka sejak kenaikan pajak penjualan mulai menunjukkan tanda penyesuaian.

Seperti diketahui, pertumbuhan Jepang terkontraksi dua kali berturut-turut pada kuartal kedua ketiga, masing-masing merosot 7,3% dan 1,9%, setelah belanja domestik yang menyumbang 60% pertumbuhan ekonomi tak kunjung menunjukkan tanda pemulihan.

Jepang mengimpor seluruh kebutuhan minyak dalam negeri dan amat bergantung pada energi untuk mengoperasikan pembangkit listrik tenaga nuklir. Perlemahan harga minyak dalam jangka panjang diharapkan dapat menggenjot belanja domestik.

Kendati dinilai akan menggenjot permintaan masyarakat, sejauh ini pelemahan harga minyak dunia masih menunjukkan dampak negatif, terlihat dari indeks harga konsumen yang hanya mencapai 0,9% pada Oktober dan melemah ke level 0,7% pada November.

Ekonom SMBC Friend Securities Co Mari Iwashita menyampaikan bahwa saat ini bank sentral Jepang ingin mempertahankan pandangan optimistisnya dan fokus mengejar target kenaikan harga 2% tahun fiskal mendatang.

“Bank sentral tetap mempertahankan kebijakan optimistis meski kesempatan mereka untuk mengejar target semakin kecil karena perlemahan harga minyak dunia. Tapi mereka memastikan kebijakan moneter sejalan dengan situasi ekonomi negara,” jelas Iwashita.

Sejalan dengan pandangan bank sentral, Iwashita menyampaikan belanja domestik memang mulai menunjukkan pemulihan. Jika laju inflasi tidak sesuai proyeksi BoJ, Iwashita memprediksi kebijakan longgar mungkin akan kembali dikucurkan pertengahan tahun depan.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dara Aziliya
Editor : Fatkhul Maskur
Sumber : Bloomberg/Reuters
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper