Bisnis.com, JAKARTA – Bank Pembangunan Asia (Asian Development Bank/ADB) memangkas pertumbuhan Indonesia tahun ini menjadi 5,1% dari sebelumnya 5,3%, mengacu pada perlemahan investasi dan ekspor yang melaju di bawah ekspektasi.
Selain memangkas pertumbuhan tahun ini, ADB pun memangkas pertumbuhan tahun depan menjadi 5,6% dari semula 5,8%, cukup optimistis dibanding ketetapan institusi internasional lain. Adapun, UBS Bank, World Bank, dan OECD memprediksi Indonesia tumbuh 5,2% tahun depan.
“Di Indonesia, hanya konsumsi domestik yang akan menopang pertumbuhan, kontribusi ekspor terhadap produk domestik bruto lebih kecil dari ekspektasi ADB sebelumnya,” ungkap ekonom ADB untuk Indonesia Edimon Ginting di Jakarta, Rabu (17/12/2014).
Edimon menuturkan, ekspor yang berperan penting mendongkrak pertumbuhan, diprediksi akan meningkat tipis tahun depan, namun belum cukup kuat menopang pertumbuhan. Alasan ini lah yang menurut Edimon akan tetap membebani ekspansi 2015.
Berbeda dengan sejumlah ekonom dan institusi yang memprediksi investasi akan stagnan, Edimon berpendapat pertumbuhan mendatang juga dapat bergantung pada investasi, karena situasi ekonomi dan politik akan mulaipredictable.
“Sepanjang tahun ini, investor itu melihat situasi domestik kita tidak terprediksi,kan itu kuncinya untuk mereka. Investasi akan mulai pulih paruh kedua tahun depan. Pada paruh pertama itu mereka akan memantau arah kebijakan pemerintah,” jelasnya, merujuk pada investasi domestik dan investasi langsung asing (foreign direct investment/FDI).
Sepeti diketahui, Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro sebelumnya menyampaikan bahwa untuk mengejar pertumbuhan 5,8% tahun depan, pemerintah akan bertumpu pada investasi langsung yang ditargetkan tumbuh 15% tahun depan.
Edimon menegaskan peran kebijakan pemerintah amat penting dalam mengejar target pertumbuhan tahun depan sesuai ketetapan APBN yaitu 5,8%. “Kalau pemerintah mampu menciptakan kebijakan yang akomodatif, investor akan menilai Indonesia ini prospektif,” katanya.