Bisnis.com, BANJARNEGARA - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengatakan bahwa stok bahan makanan untuk pengungsi bencana longsor Dusun Jemblung, Desa Sampang, Banjarnegara, masih mencukupi.
"Sementara masih cukup tetapi harus kita antisipasi minimal bahan makanan untuk pengungsi," kata Ganjar didampingi Bupati Banjarnegara Sutedjo Slamet Utomo di Posko Induk Badan Penggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banjarnegara yang berlokasi di Kantor Koperasi Pegawai Republik Indonesia Kecamatan Karangkobar, Sabtu.
Selain itu, kata dia, tim medis juga telah disiapkan di sejumlah lokasi pengungsian untuk menangani para pengungsi.
Ia mengharapkan Pemerintah Kabupaten Banjarnegara dapat melakukan penanganan awal terhadap pengungsi meskipun nantinya Pemerintah Provinsi Jawa Tengah akan memberikan dukungan.
Lebih lanjut, dia mengatakan bahwa berdasarkan informasi dari Kepala Desa Sampang, jumlah warga yang tertimbun longsor sekitar 100 orang.
"18 orang telah ditemukan (meninggal dunia, red.)," katanya.
Menurut dia, data tersebut sangat membantu dalam proses pencarian korban jika Kades Sampang dapat memastikan nama-nama korban.
Dengan demikian, kata dia, masa tanggap darurat dapat ditutup sampai seluruh korban dapat ditemukan.
Akan tetapi, dia mengakui bahwa tidak menutup kemungkinan adanya korban selain warga Dusun Jemblung salah satunya penumpang mobil yang sedang melintas saat bencana itu terjadi.
Lebih lanjut, Ganjar mengatakan bahwa yang terpenting saat ini adalah upaya untuk menyelamatkan warga lebih dulu.
Selanjutnya, kata dia, secara teknis harus segera membuka jalan Banjarnegara-Karangkobar yang tertutup longsor di Dusun Jemblung.
"Alat berat, satu persatu kita dorong terus kemudian kita pikirkan penanganan setelah itu. Suka tidak suka, mau tidak mau, harus kita buka dulu," katanya.
Menurut dia, TNI Angkatan Darat sudah siap membantu dengan menerjunkan personel Zeni Tempur (Zipur) agar penanganan material longsoran dapat lebih cepat dilakukan.
Ia mengimbau masyarakat di sekitar lokasi bencana longsor untuk tetap waspada karena cuaca masih memungkinkan terjadinya pergerakan tanah.
"Kalau hujan lebat, mengungsi dulu," katanya.
Sementara itu, Bupati Banjarnegara Sutedjo Slamet Utomo mengakui bahwa bencana tanah longsor di Dusun Jemblung menganggu pasokan bahan bakar minyak ke Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum Karangkobar.
"Oleh karena itu, pasokan BBM dilakukan secara estafet menggunakan jeriken terutama untuk memenuhi kebutuhan operasional di sini," katanya.
Terkait warga luar Desa Sampang yang diperkirakan turut menjadi korban longsor Dusun Jemblung karena sedang melintas saat bencana itu terjadi, dia mengimbau para kepala desa untuk mendata dan menginformasikan ke BPBD jika ada warganya yang diduga menjadi korban bencana itu.
Bencana tanah longsor yang melanda Dusun Jemblung terjadi pada hari Jumat (12/12), sekitar pukul 17.30 WIB.
Sekitar 40 rumah yang dihuni sekitar 300 jiwa dari 53 keluarga tertimbun longsor.
Jumlah warga Dusun Jemblung RT 05 RW 01 yang tertimpa longsor diperkirakan sekitar 100 orang, sedangkan warga lainnya berhasil menyelamatkan diri.
Selain itu, sejumlah mobil yang sedang melintas di jalan Karangkobar-Banjarnegara turut tertimpa longsor.
Berdasarkan pendataan sementara, jumlah pengungsi bencana longsor Dusun Jemblung mencapai 577 jiwa yang tersebar di 10 pos pengungsian.