Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

GERAKAN PENGHEMATAN: Omzet Hotel di Semarang Menurun

Sejumlah hotel di Semarang mulai mengalami penurunan omzet menyusul kebijakan pemerintah melalui Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan dan RB) terkait instansi pemerintah dilarang rapat di hotel.
Hotel Ibis/top10wala.in
Hotel Ibis/top10wala.in

Bisnis.com, SEMARANG— Sejumlah hotel di Semarang mulai mengalami penurunan omzet menyusul kebijakan pemerintah melalui Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan dan RB) terkait instansi pemerintah dilarang rapat di hotel.

"Penurunan omzet hotel mulai terasa sejak bulan November lalu, memang penurunan belum signifikan tetapi kami khawatir jika larangan ini terus dilanjutkan omzet akan terus menurun," ujar Public Relation Patra Jasa Convention Hotel Semarang Chris Tonny di Semarang, Rabu (10/12/2014).

Sejauh ini, untuk penurunan belum mencapai 20 persen, meski demikian jika larangan terus dilakukan maka penurunan akan terus terjadi. Diakuinya, kontribusi acara dari instansi pemerintah terhadap total omzet hotel mencapai 35 persen sedangkan sisanya adalah perusahaan swasta dan milik negara.

Oleh karena itu, pihaknya berharap agar Pemerintah mencabut larangan tersebut sebelum merugikan sektor jasa perhotelan.

"Yang pasti larangan ini sangat berpengaruh terhadap bisnis perhotelan, jadi harapan kami kebijakan dari Pemerintah tersebut bisa segera dicabut," katanya.

Pasti Naik

Padahal, jika tidak ada larangan terkait rapat di hotel dipastikan omzet hotel akan mengalami kenaikan mengingat saat ini merupakan akhir tahun dimana instansi pemerintahan maupun perusahaan swasta banyak melakukan rapat akhir tahun.

"Biasanya mulai dari bulan Oktober hingga Desember hotel tidak pernah sepi, acara bisa full terus. Tetapi kondisi sekarang berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya karena larangan ini," katanya.

Sebelumnya, Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Jawa Tengah berharap agar larangan rapat di hotel oleh Pemerintah kepada PNS dihapuskan karena berpotensi mengurangi pendapatan hotel.

"Kalau himbauan tersebut tetap dilakukan maka berpotensi mematikan usaha perhotelan dan restoran," ujar Ketua PHRI Jateng Heru Isnawan.

Menurutnya, sejauh ini 50 persen pendapatan hotel dan restoran berasal dari pemerintahan. Oleh karena itu, pihaknya merasa dirugikan dengan keluarnya imbauan tersebut.

Pemerintah akhirnya bersedia mengkaji kembali keputusan larangan rapat di hotel. Langkah ini diambil untuk menanggapi keluhan yang disampaikan para pengusaha hotel.

Pemerintah pun menjamin pengusaha hotel nantinya tidak akan merugi. Komitmen itu disampaikan langsung Menpan dan RB Yuddy Chrisnandi setelah mendengar aspirasi dari PHRI, terutama dari para pekerja hotel dan restoran melalui Menteri Pariwisata Arief Yahya. (Bisnis.com)

BACA JUGA:

HERPES ZOSTER: Komplikasi Bikin Buta, Lansia Paling Berisiko

Tips Mengatasi Hot Flash

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Editor : Nancy Junita
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper