Perlemahan harga minyak dunia sebesar 30% sejak Juni lalu dinilai akan membantu perekonomian Negeri Panda seiring otoritas moneter yang baru saja memutuskan kebijakan longgar dengan memangkas tingkat suku bunga.
Laporan Mizuho Bank Ltd yang dipublikasikan Rabu(3/12) mengungkapkan jika disikapi dengan tepat, perlemahan harga minyak mentah dunia diprediksi dapat menambahkan 0,3 - 0,5 persentase poin pada pertumbuhan China.
Temuan Mizuho Bank Ltd tersebut dibenarkan oleh para ekonom. Ekonom HSBC Holdings Plc, Frederic Neumann menyampaikan penurunan harga minyak dunia dapat dimanfaatkan para pengambil kebijakan untuk meninjau ulang situasi fiskal dan moneter.
Harga minyak dunia yang lebih rendah juga akan menjadi alasan bagus bank sentral untuk kembali memangkas tingkat suku bunga tahun depan, kata Neumann di Hong Kong.
Harga minyak mentah Brent diestimasi berada di level kisaran US$70 per barel tahun depan. Berdasarkan perhitungan bank of America Merrill Lynch, inflasi mungkin akan stagnan di tingkat 1,5%-2% sepanjang tahun depan.
