Bisnis.com, DENPASAR - Wasekjen Dewan Pimpinan Pusat Partai Golkar Ace Hasan Syadzily yang kena pemecatan Munas IX Bali, mengatakan keputusan pemecatan para kader menunjukkan matinya demokrasi di tubuh partai berlambang pohon beringin ini.
"Inilah matinya demokrasi di tubuh partai Golkar. Zaman orde baru saja masih tidak se-oligarkis ini," kata mantan Wasekjen Dewan Pimpinan Pusat Partai Golkar Ace Hasan Syadzily ketika dihubungi dari Denpasar, Bali, Rabu malam (3/12/2014).
Ace Hasan Syadzily merupakan salah satu kader Partai Golkar yang dipecat oleh keputusan Munas IX Partai Golkar karena dinilai telah melanggar AD/ART partai.
Menurut Ace Hasan kebesaran Partai Golkar selama ini justru terletak pada kemampuan pemimpinnya mengelola konflik dan faksi di dalamnya.
"Namun Ini, tiba-tiba, Aburizal menginginkan Partai Golkar seperti koorporasi dengan menjadikan seluruh Ketua DPD I dan DPD II sebagai anak buah perusahaannya," kata Ace Hasan.
Ace menegaskan sejak awal sudah diduga, desain aklamasi untuk Aburizal Bakrie sengaja diciptakan.
Ace menilai bahwa Munas IX ini bukanlah ajang untuk dilakukannya pemecatan kader partai.
"Tidak ada pada tempatnya pemecatan dilakukan dalam Munas," katanya Menurut Ace Munas IX Bali ini kental dengan rekayasa.
"Munas IX Bali ini seperti pertandingan bola bohong-bohongan. Wasitnya dari mereka, aturan mainnya dibuat mereka, hakim garisnya dari mereka, pemainnya dari mereka sendiri, penontonnya juga dari mereka dan pasti pemenangnya mereka juga," katanya.
Sementara, tambahnya, bagi pihak-pihak yang kritis terhadap desain tersebut akan disingkirkan.
Wasekjen DPP Partai Golkar: Pemecatan Kader Matinya Demokrasi Di Beringin
Wasekjen Dewan Pimpinan Pusat Partai Golkar Ace Hasan Syadzily yang kena pemecatan Munas IX Bali, mengatakan keputusan pemecatan para kader menunjukkan matinya demokrasi di tubuh partai berlambang pohon beringin ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Topik
Konten Premium