Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Luar Negeri menggelar rapat koordinasi dengan instansi terkait mengenai penanganan korban tenggelamnya kapal nelayan Korea Selatan Oriong-501.
"Jadi pagi ini jam 09.00 kita melakukan rapat koordinasi Kemenlu dan beberapa instansi terkait," ujar Menlu Retno Marsudi sebelum mengikuti Sidang Kabinet Paripurna di Kantor Presiden, Rabu (3/12/2014).
Rakor tersebut membahas proses verifikasi nama-nama anak buah kapal (ABK) yang berasal dari Indonesia dan menentukan tindak lanjut pemerintah Indonesia setelah ada hasil dari evakuasi.
"Jadi sekarang sedang berlangsung, nanti siang mudah-mudahan saya sudah mendapat informasi lagi dari hasil rapat," jelasnya.
Retno menambahkan Kemenlu telah berkomunikasi dengan Kedutaan Besar Indonesia di Moscow Rusia mendapat laporan bahwa ketinggian ombak di laut Bering mencapai empat meter dan suhu minus 19% celcius sehingga belum ada hasil evakuasi terkini.
Hingga kini, dilaporkan 3 ABK Warga Negara Indonesia berhasil diselamatkan tetapi belum diketahui kondisinya karena perwakilan pemerintah Indonesia di Moscow sedang melakukan perjalanan ke lokasi terdekat kejadian tenggelamnya kapal yang diawaki 60 orang tersebut.
"Jadi kita tunggu mudah-mudahan hari ini cuaca agak bersahabat supaya proses evakuasi ini dapat menemukan sesuatu," Retno berharap.
Sedikitnya, lima kapal Rusia membantu proses evakuasi terhadap para korban ABK Oriong-501. Pemerintah Korsel dan perusahaan operator kapal, Sajo Industri menyatakan terdapat 60 orang ABK meliputi 11 warga Korsel, 13 orang Filipina, dan 35 WNI.