Bisnis.com, JAKARTA-Jatinegara sebagai kawasan cukup luas yang merupakan kecamatan di Jakarta Timur. Dikenal karena terdapat banyak pasar dan juga stasiun kereta api Jatinegara.
Tempatnya memang strategis dan memiliki nilai historis karena tidak bisa dipisahkan dari sejarah kota Batavia di masa kolonial Belanda.
Asal usul nama Jatinegara diambil dari Jatina Nagara yang berarti simbol perlawanan Kesultanan Banten terhadap kolonial Belanda saat itu. Pada abad ke-17, Jatinegara merupakan permukiman para pengeran kesultanan Banten.
Selanjutnya Cornelis Senen, seorang guru agama Kristen yang berasal dari Banda, Maluku pada 1661 membeli tanah di daerah aliran sungai Ciliwung itu.
Zaenuddin HM, dalam buku karyanya “212 Asal-Usul Djakarta Tempo Doeloe,” setebal 377 halaman, terbitan Ufuk Press pada Oktober 2012, menjelaskan sebagai guru dan kepala kampung, Cornelis diberi gelar Meester.
Semenjak dibangunnya Jalan Raya Daendels, tanah yang dimiliki oleh Cornelis secara partikelir itu berkembang pesat menjadi pemukiman dan pasar yang ramai, hingga kemudian masyarakat menyebutnya dengan Meester Cornelis atau Mester.
Pada abad ke-19, Meester Cornelis merupakan kota satelit (gemeente) Batavia yang terkemuka, Meester Cornelis juga merupakan ibu kota dari kawedanan Jatinegara yang melingkupi Bekasi, Cikarang, Matraman, dan Kebayoran.
Pada 1 Januari 1936, pemerintah kolonial menggabungkan wilayah Meester ke dalam bagian kota Batavia.
Nama Jatinegara baru muncul pada 1942, saat Jepang menduduki Indonesia, yaitu ketika nama Meester dianggap terlalu berbau Belanda diganti menjadi Jatinegara.
Jatinegara populer hingga sekarang, meskipun banyak juga orang yang masih menyebut tempat itu Mester.