Bisnis.com, JAKARTA - Tujuh bakal calon Ketum Partai Golkar di luar Aburizal Bakrie sepakat membentuk Presidium Penyelamat Partai Golkar dalam rapat pleno di kantor DPP Golkar Slipi Jakarta Barat, Selasa (25/11/2014).
"Saya simpulkan dibentuk Presidium Penyelamat Partai Golkar yang akan saya pimpin langsung," kata Waketum Golkar Agung Laksono saat mengambil alih pimpinan rapat pleno.
Anggotanya yakni Priyo Budi Santoso, Hajriyanto Y. Tohari, Zainudin Amali, Agus Gumiwang, Lawrence Siburian, Yorrys Raweyai, Agun Gunandjar Sudarsa, Ibnu Munzir dan Zainal Bintang.
"Kita semua sepakat Partai Golkar harus mempertahankan eksistensi, mempertahankan kebesarannya. Kita berusaha kemenangan Pemilu, Pilpres 2019 akan kita capai. Kita akan melakukan perubahan," tegas Agung.
Keputusan itu diambil setelah Waketum Golkar Theo L. Sambuaga dan Sekjen Golkar Idrus Marham meninggalkan ruang rapat Pleno. Sebelumnya Theo mendapat surat kuasa dari Ketum Golkar Aburizal Bakri untuk menyampaikan kepada forum rapat bahwa Munas IX tetap dilaksanakan 30 November di Bali.
Sejumlah pengurus Golkar yang tidak ingin Aburizal kembali jadi Ketua Umum mengatakan bahwa apa yang disampaikan oleh Theo bukan hasil keputusan rapat pleno tetapi hanya sekedar pengumuman saja.
Agung menambahkan, tugas Presidium Penyelamat Partai Golkar adalah mengembalikan partai sesuai AD ART dan menyelenggarakan Munas IX selambat-lambatnya Januari 2015 di Jakarta.
Diperkirakan Munas akan berlangsung antara tanggal 15 sampai 25 Januri 2015. Susunan panitia penyelenggara sudah ada yakni Ketua Penyelenggara Munas IX Muladi dan Steering Committee Ibnu Munzir.
Selain melaksanakan Munas pada Januari 2015, tugas presidium adalah merehabilitasi dan mengembalikan hak anggota yang sudah dipecat gara-gara mendukung pasangan capres dan cawapres Jokowi-JK yakni Agus Gumiwang, Nusron Wahid dan Poempida Hidayatullah.
Perpecahan internal Golkar dipicu oleh pertarungan tujuh bakal calon ketum di luar Aburizal yang siap maju untuk mengalahkan Aburizal yakni Priyo Budi Santoso, Hajriyanto Y. Thohari, Agung Laksono, MS Hidayat, Agus Gumiwang Kartasasmita, Airlangga Hartarto, dan Agun Gunanjar. Mereka akan bersatu untuk melawan Aburizal yang dinilai gagal memimpin partai.