Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kurangi Penyakit Berisiko Tinggi, DIY Dirikan Pospindu di 438 Desa

Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta akan membangun Pos Pembinaan Terpadu (Pospindu) di 438 desa untuk menekan tingkat melek deteksi dini penyakit tidak menular yang beresiko tinggi di kalangan masyarakat DIY.
Pos pelayanan kesehatan/Bisnis
Pos pelayanan kesehatan/Bisnis

Bisnis.com, YOGYAKARTA--Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta akan membangun Pos Pembinaan Terpadu (Pospindu) di 438 desa untuk menekan tingkat melek deteksi dini penyakit tidak menular yang beresiko tinggi di kalangan masyarakat DIY.

Kepala Bidang Pengendalian Penyakit dan Masalah Kesehatan (P2MK) Dinas Kesehatan (Dinkes) DIY Daryanto Chadorie mengatakan hingga saat ini pihaknya telah mengembangkan sebanyak 125 Pospindu yang tersebar di lima kabupaten dan kota di DIY. Sebanyak 125 Pos tersebut ditempatkan di desa-desa dengan menggaet masyarakat setempat.

"Pembangunan Pospindu ini akan terus dikembangkan secara bertahap hingga mencapai 438 desa. Harapannya, pada 2016 - 2017 nanti, seluruh desa di DIY ini sudah punya Pospindu," ujarnya di Kantor Dinas Kesehatan DIY, Selasa (11/11/2014).

Pada pekan ini, ujarnya, pihaknya akan mengembangkan Pospindu di 40 desa dari lima kabupaten dan kota di DIY, mulai dari Kota Yogyakarta, Kabupaten Sleman, Kabupaten Bantul, Kabupaten Kulon Progo, hingga Kabupaten Gunung Kidul.

"Jadi masing-masing kabupaten dan kota diwakili oleh delapan desa," ujarnya.

Daryanto menjelaskan melalui skema Pospindu, setiap perwakilan desa akan mendapatkan pelatihan dari petugas Dinkes tentang deteksi dini penyakit tertentu. Setiap perwakilan desa, ujarnya, akan memperoleh pengetahuan dasar untuk mendeteksi sejumlah penyakit tidak menular seperti hipertensi, stroke, DM, gagal jantung, dan kanker.

"Selama ini, jenis-jenis penyakit itu termasuk 10 besar penyakit tidak menular yang beresiko tinggi," katanya.

Setelah pelatihan, ujarnya, setiap desa akan mendapatkan bantuan berupa timbangan berat badan, alat pengukur tensi, alat ukur lingkar perut, dan alat ukur tinggi.

Namun demikian, bantuan tersebut masih bersifat dasar, yakni bagi desa-desa yang baru mengikuti tahap Pospindu dasar.

Pada tahap lanjutan,  setiap perwakilan masyarakat akan mendapatkan pengetahuan lanjutan dan akan dibekali dengan alat pendeteksi gula darah dan alat pendeteksi kolesterol.

 "Sepulang pelatihan, masyarakat diharapkan mampu melakukan deteksi dini terhadap penyakit tidak menular,"  tegasnya.

 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Anggi Oktarinda
Editor : Ismail Fahmi

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper