Bisnis.com, CIREBON--Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Cirebon Jawa Barat menilai produksi udang budi daya sangat prospektif dikembangkan di wilayah itu.
Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Cirebon Ali Efendi mengungkapkan untuk produksi udang di wilayahnya kebanyakan dengan budidaya.
"Udang budidaya di tambak dirasa lebih prospektif dibanding dengan mengandalkan hasil tangkapan," ujarnya kepada Bisnis, (11/11/2014).
Ali menjelaskan petambak kecil rata-rata menghasilkan udang sebanyak 60 ton per tahun sedangkan petambak besar bisa mencapai 500 ton untuk udang jenis vaname, windu, dan galah.
"Ada beberapa petambak skala besar yang terus memasok udang untuk ekspor," jelasnya.
Ke depan Pemkab Cirebon terus mengupayakan pengembangan aneka usaha budi daya tambak udang. Dalam setahun, budi daya tambak udang di daerah itu bisa mencapai 5.000-6.000 ton.
Selain itu, pendangkalan saluran irigasi tambak masih jadi kendala utama aneka usaha tambak di sepanjang pesisir pantai utara (Pantura) karena menyulitkan penyaluran air dari laut ke tambak.
Ketika pendangkalan irigasi tinggi, kadar keasinan air laut juga tinggi, pastinya menghambat usaha, mulai dari penambahan biaya pengairan dengan pompa air karena pendangkalan.
Presidium Serikat Nelayan Indonesia (SNI) Jawa Barat Budi Laksana menyatakan nelayan yang menangkap udang di laut paling banyak mendapat 2 kuintal udang per minggu.
Dia menjelaskan hasil tangkapan yang minim karena terkendala sarana dan prasarana peralatan teknologi canggih.
Budi melanjutkan selama ini kompensasi yang diberikan pemerintah sangat kurang sehingga nelayan masih enggan menangkap udang dalam jumlah besar.
"Kalau pemerintah memberikan peralatan teknologi modern menjadi alternatif pekerjaan nelayan di samping mencari ikan,” ujarnya.
Selain itu, Budi meminta pemerintah menjamin biaya produksi atau keistimewaan pinjaman lunak bagi nelayan. Pasalnya, potensi udang di kawasan Pantura bila dioptimalkan dengan baik bisa bersaing dengan impor bahkan diekspor.