Bisnis.com, TANGERANG--Syech Suhaimi Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Banten mengatakan sektor industri manufaktur merupakan the leading economic sectors. Sektor ini menurutnya memiliki peran yang sangat penting dalam sebagian besar proses pembangunan di Provinsi Banten.
Nilai tambah yang dihasilkan dari manufacturing industry, menurutnya berkontribusi paling besar dibandingkan sembilan sektor ekonomi lainnya. Hal itu terlihat dari nilai total produk domestik regional bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku Banten yang mencapai Rp244,55 triliun pada 2013, di mana 45,58% atau Rp111,46 triliun berasal dari sektor industri pengolahan.
Menurutnya, dari 15 jenis industri manufaktur besar dan sedang, delapan jenis industri pada kuartal III/2014 mengalami penurunan pertumbuhan, sementara tujuh jenis industri lainnya masih mendapatkan pertumbuhan produksi yang positif.
Sementara itu, Jaih Ibrohim Kepala Bidang Integrasi Pengolahan dan Diseminasi Statistik (IPDS) BPS Provinsi Banten mengatakan, pada periode ini industri barang logam bukan mesin dan peralatannya mendapatkan pertumbuhan paling tinggi dengan 8,41%.
Pertumbuhan ini, menurutnya efek dari pemberlakuan Peraturan Pemerintah No. 32/2009 tentang Tempat Penimbunan Berikat.
"Regulasi ini mengatur tempat atau kawasan yang memenuhi persyaratan tertentu digunakan untuk menimbun barang impor atau hasil produksi yang berasal dari tempat lain untuk ekspor mendapatkan penangguhan bea masuk dan tidak dipungut pajak dalam rangka impor (PDRI)," ujarnya kepada Bisnis.com, Selasa (4/11/2014).
Menurutnya, lokasi tempat penimbunan berikat berada di Kota Cilegon. Dengan demikian, pertumbuhan positif produksi barang logam bukan mesin dan peralatannya diperkirakan akan berlangsung untuk jangka panjang seiring dengan pemberlakukan PP tersebut.