Bisnis.com, DENPASAR—Musim kemarau berkepanjangan menyebabkan 11 kecamatan di lima kabupaten di Bali mengalami kekeringan.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bali Dewa Made Indra menegaskan tidak seluruh kecamatan wilayahnya kekeringan melainkan sebagian besar desa di daerah tersebut.
Berdasarkan data BPBD Bali, wilayah itu meliputi Kecamatan Tejakula, Sukasada, dan Gerogak di Kabupaten Buleleng, Kecamatan Karangasem, Abang dan Kubu di Kabupaten Karangasem, Kecamatan Kintamani dan Susut Kabupaten Bangli, Kecamatan Nusa Penida Kabupaten Klungkung, serta Kecamatan Mendoyo dan Melaya di Kabupaten Jembrana.
“Ini pengaruh dari kemarau berkepanjangan, mungkin juga beberapa hutan tergerus sehingga ketika musim kemarau debit air menurun, sehingga masyarakat beberapa desa mengalami kekeringan,” jelasnya, Minggu (2/11/2014).
Menurutnya, sebagian besar desa yang tahun ini mengalami kekeringan merupakan langganan kondisi sama setiap tahun. Namun ada juga yang baru mengalami kekeringan seperti di Jembrana.
Indra menuturkan kerugian akibat kekeringan menyebabkan pengeluaran masyarakat bertambah untuk membeli air bersih guna dimanfaatkan kegiataan sehari-hari.
Untuk mengatasi kondisi tersebut, BPBD Bali menyatakan telah bekerja sama dengan instansi seperti Dinas Sosial dan PDAM memberikan bantuan air bersih. Saat ini, sebanyak tujuh mobil tanki air berkapasitas masing-masing 5.000 liter telah dikirimkan ke lima kabupaten guna memasok air bersih setiap hari.
Pasokan air mobil tanki mobil setiap hari disuplai oleh PDAM, karena beberapa desa yang alami kekeringan ternyata berada dalam jangkauan PDAM.
“Seperti di Karagasem dan Buleleng itu masyarakatnya pelanggan. Karena debit air turun pipa tidak keluar turun, makanya kami minta PDAM sediakan air,” jelasnya.
Dia menegaskan penyaluran air bersih merupakan solusi jangka panjang. Untuk antisipasi jangka panjang BPBD mengusulkan dibuat sistem jaringan air sehingga ke depan masyarakat sekitar tidak kekeringan.
Kemarau panjang tahun ini juga menyebabkan lahan pertanian di Bali banyak mengalami gagal panen. Berdasarkan data Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Bali, lahan pertanian yang alami kekeringan seluas 900 Ha. Adapun dari luasan itu tersebar di Kabupaten Buleleng dan Kabupaten Jembrana dengan luasan total 400 Ha.
Lahan yang mengalami intensitas puso atau gagal panen hanya 150 Ha, sedangkan sisanya hanya mengalami gagal panen ringan dan berat.
Khusus lahan pertanian yang kekeringan akibat perbaikan saluran irigasi terdapat di Kabupaten Badung dengan total luasan mencapai 500 Ha. Diprediksi luas lahan pertanian yang kekeringan di Bali akan bertambah banyak, karena hingga saat ini belum memasuki musim hujan.