Bisnis.com, MOSKWA—Ancaman depresiasi rubel membuat bank sentral Rusia menempuh cara berisiko yakni dengan menjual aset luar negerinya.
Tindakan bank sentral menjual aset luar negeri itu membuat cadangan devisa Rusia meluncur bebas ke level terendah selama lebih dari lima bulan terakhir.
Jika dirinci, cadangan devisa Rusia terpangkas hingga US$7,9 miliar menjadi US$443,8 miliar.
“Sejauh ini, level itu belum menunjukkan indikasi kritis, meskipun tren penurunan juga terus terjadi,” ungkap Vladimir Tikhomirov, Ketua Ekonom BCS Financial Group di Moskwa, Jumat (24/10/2014).
Dirinya menambahkan penurunan cadangan devisa Rusia lebih banyak disebabkan oleh intervensi bank sentral untuk mencegah depresiasi rubel lebih dalam.
Kepemilikan uang asing dan emas Rusia terjungkal 13% tahun ini sejak bank sentral mengintervensi nilai rubel.
Sanksi yang diberlakukan AS dan sekutunya bagi Negeri Beruang Merah ini terbukti telah memicu eksodus modal, menekan rubel, dan memompa inflasi.
Untuk pertama kalinya pada Oktober tahun ini, Bank of Russia menjual kepemilikan uang asingnya sejak Mei tahun lalu karena harga minyak terperosok ke level terendah selama empat tahun belakangan.