Bisnis.com, PONTIANAK--Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Kalbar berupaya menggenjot produksi perikanan darat sepanjang perairan Sungai Kapuas sepanjang tahun.
Sekretaris Dinas KP Provinsi Kalbar Rohidah Adriani mengatakan pertumbuhan produksi perikanan daratan masih rendah hanya berkisar 2%-3% setiap tahunnya dan itu dirasakan pihaknya masih kurang produktif.
"Pemanfaatan area sepanjang Sungai Kapuas sebagai sumber daya perikanan daratan masih belum optimal. Padahal, potensi perikanan di Kalbar sangat luas," kata Rohidah kepada Bisnis, Kamis (16/10).
Berdasarkan data Dinas KP Provinsi Kalbar, produksi perikanan budi daya di Sungai Kapuas mencapai 37.309 ton pada 2014 atau meningkat 10,1% dari 33.878 pada tahun 2011.
Dari data itu, pengembangan perikanan budi daya mencapai 15.520 unit, luas pengembangan areal perikanan budi daya mencapai 1.194 ha dan jumlah produksi benih ikan mencapai 1 miliar ekor.
Rohidah mengatakan pemanfaatan sungai Kapuas masih belum dikelola secara konsisten oleh pemerintah daerah yang wilayahnya dilintasi Sungai Kapuas untuk meningkatkan produksi budi daya perikanan darat.
Pemanfaatan sungai Kapuas yang belum optimal, lanjutnya, tercemarnya air sungai karena pembukaan lahan perkebunan kelapa sawit, merkuri, dan alat tangkap yang tidak ramah lingkungan.
Rohidah menyatakan sejumlah upaya dilakukan oleh instansinya untuk menggenjot produksi perikanan, seperti bantuan alat tangkap yang ramah lingkungan, membentuk pengawas perikanan, restocking (penambahan ikan) di perairan hulu sungai, dan penambahan keramba-keramba ikan air tawar.
"Salah satu kelompok kami, masyarakat Empangau di Kabupaten Kapuas Hulu menerima penghargaan Adi Bakti Wina Bahari 2012 yang berhasil menjaga ekosistem di Danau Empangau dari kerusakan lingkungan sekitar," ujarnya.
Kepala Pusat Penelitian Pengembangan Perikanan dan Konservasi Sumber Daya Ikan dari Badan Penelitian dan Pengembangan KKP Hari Eko Yulianto mengatakan potensi perikanan di sungai Kapuas bisa dioptimalkan dengan membentuk keramba, pemanfaatan ikan berbasis keberlanjutan, dan penambahan bibit ikan baru.
"Kalau perikanan di Sungai Kapuas bisa dikelola secara optimal dengan baik maka bisa meningkatkan perekonomian masyarakat Kalbar yang hidup di sekitar Sungai Kapuas," ujarnya, di sela-sela diskusi Pengelolaan Perikanan Tangkap di Sungai Kapuas, di hari yang sama.
Hari menilai perlunya peran pemerintah daerah setempat dalam mendorong pelaku usaha produk perikanan untuk meningkatkan nilai tambah hasil ikan.
"Di sini ada ikan belida yang terkenal tetapi belum diolah secara optimal padahal memiliki nilai tambah contohnya dijadikan cemilan seperti amplang," lanjutnya.