Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ini Dia Prinsip Hidup Hermawan Wijaya (Bagian I)

Mengenyam pendidikan ekonomi akuntansi di Universitas Katolik Atmajaya, Jakarta, membuat Hermawan Wiyaja memutuskan untuk menggeluti dunia keuangan hingga saat ini. Saat ini, Hermawan menjabat sebagai Direktur sekaligus Sekretaris Perusahaan PT Bumi Serpong Damai, Tbk. Salah satu perusahaan properti terbesar di Indonesia.
Hermawan Wijaya (Kanan) dalam RUPS PT Bumi Serpong Damai Tbk./JIBI
Hermawan Wijaya (Kanan) dalam RUPS PT Bumi Serpong Damai Tbk./JIBI

Bisnis.com, JAKARTA--Mengenyam pendidikan ekonomi akuntansi di Universitas Katolik Atmajaya, Jakarta, membuat Hermawan Wiyaja memutuskan untuk menggeluti dunia  keuangan hingga saat ini. Saat ini, Hermawan menjabat sebagai Direktur sekaligus Sekretaris Perusahaan PT Bumi Serpong Damai, Tbk. Salah satu perusahaan properti terbesar di Indonesia.

Memulai karir sebagai auditor di sebuah kantor akuntan publik, akhirnya pada 1992 bergabung dengan Sinar Mas Grup di perusahaan PT Duta Pertiwi. Perusahaan ini dahulu memiliki proyek pembangunan ITC Mangga Dua. Walaupun bergabung dengan perusahaan properti, dia tetap memegang bagian keuangan.

Dua tahun setelah bekerja, perusahaan tempat Hermawan bernaung memutuskan untuk IPO. Dia pun ikut menangani funding, bahkan saat krisis moneter terjadi pada 1998. “Dunia finance itu menarik selain karena sesuai dengan bidang kuliah saya, karakter seorang akuntan itu tertutup. Sedangkan saya diberikan tantangan untuk berhubungan dengan media dan investor, dua hal yang berkebalikan,” katanya.

Dia bertugas menghubungkan perusahaan dan media, bank, dan investor. Dari pekerjaan tersebut, Hermawan harus memiliki keterampilan berbicara di depan publik dan bernegosiasi.

Tantangan yang dihadapi Hermawan dalam pekerjaannya tidak sampai disitu saja. Krisis 1998 yang melanda hampir seluruh perusahaan di Indonesia membuat Hermawan harus berusaha lebih keras untuk bertahan. Salah satunya adalah tantangan restrukturisasi perusahaannya.

Banyak hal yang dia lakukan, dari mulai mengatur dana pensiun, bernegosiasi dengan pemegang saham hingga akhirnya proses tersebut selesai dilakukan sekitar 2004.

Dengan jabatan dan pekerjaannya saat ini pun tak lepas dari tantangan. Hermawan mengibaratkan pekerjaannya sekarang seperti pohon yang semakin tinggi, semakin kencang pula angin yang menerpanya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Agnes Savithri
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper