Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

KETUA MPR 2014-2019: Cerita Di Balik Kemenangan Zulkifli Hasan, SBY Ternyata Berperan

Wakil Ketua Umum PAN Drajat Wibowo menegaskan terpilihnya Zulkifli Hasan sebagai Ketua MPR periode 2014-2019 merupakan hasil diskusi antara Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono dan Ketua Umum PAN Hatta Radjasa.
Pimpinan MPR periode 2014-2019/Antara
Pimpinan MPR periode 2014-2019/Antara

Bisnis.com, JAKARTA--Wakil Ketua Umum PAN Drajat Wibowo menegaskan terpilihnya Zulkifli Hasan sebagai Ketua MPR periode 2014-2019 merupakan hasil diskusi antara Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono dan Ketua Umum PAN Hatta Radjasa.

"Itu (terpilihnya Zulkifli Hasan menjadi Ketua MPR Periode 2014-2019) hasil diskusi Ketua Umum Partai Demokrat dan Ketua Umum PAN sekitar waktu Isya (Selasa 7/10 malam)," kata Drajat dalam pesan singkatnya kepada para wartawan di Jakarta, Rabu (8/10/2014)

Dia menjelaskan pertimbangan kedua pimpinan partai itu adalah Ketua MPR sebaiknya dijabat tokoh yang sudah teruji kualitasnya dan luas akseptabilitasnya.

Menurut  Drajat, kedua ketum tersebut sepakat mengusung Zulkifli sebagai Ketua MPR 2014-2019, dan langsung dikomunikasikan kepada Ketua Umum partai politik anggota Koalisi Merah Putih.

"Bang Hatta (Radjasa) hal tersebut dikomunikasikan kepada para ketum parpol anggota KMP menjelang jam 21.00 WIB di Hotel Mulia dan para Ketum juga sepakat," ujarnya seperti dikutip Antara.

Selain itu, Ketua Majelis Pertimbangan Partai PAN Amien Rais sebagai penasihat KMP juga sepakat. Karena, menurutnya, posisi Ketua MPR yang tadinya akan diisi anggota MPR dari Demokrat diubah menjadi diberikan kepada Zulkifli.

"Dari sisi internal KMP tidak ada yang keberatan karena Ketum Partai Demokrat sudah lebih dahulu menyetujui perubahan tersebut,"  papar Drajat.

PECAH SUARA DPD

Sementara  itu, Wakil Ketua Umum Partai Golkar Fadel Muhammad mengaku menggunakan jaringannya di Dewan Pimpinan Daerah (DPD)  untuk memecah suara lembaga tersebut dalam pemilihan pemimpin MPR.

"Saya mantan Ketua Asosiasi Gubernur se-Indonesia sehingga jaringan di DPD kuat karena itu kami bermain di DPD dengan memecah suara," tuturnya.

Fadel menyebutkan  Golkar dan KMP terkejut dengan langkah PPP menyeberang ke Koalisi Indonesia Hebat dalam pemilihan pimpinan MPR pada Rabu dini hari. Sikap PPP itu, menurutnya,  menunjukkan partai itu tidak istiqomah dan tidak menjaga kebersamaan dengan KMP.

"Kami memberikan kursi ke PPP dengan mengambil Pak Muqowam karena pernah empat kali menjadi anggota DPR dari PPP," ujarnya.

Namun, menurut Fadel, PPP tidak mau KMP mengajukan Muqowan dan tetap menginginkan Hasrul Azwar menjadi salah satu pimpinan MPR dalam paket KMP.

Selain itu, lanjutnya,  PPP pecah dan tidak solid mendukung kebijakan partai untuk tetap di KMP saat pemilihan pimpinan MPR.

"Akhirnya kami memiliki sikap, kalau mereka mau ke sana (KIH) silakan saja karena itu hak mereka," katanya.

Fadel menegaskan KMP menguasai MPR dan DPR sebagai bentuk menjalankan check and balances pemerintahan.

Ketua Setara Institute Hendardi menilai  kekalahan koalisi PDI Perjuangan dalam mengisi kursi pimpinan MPR dan DPR dari KMP menunjukkan rendahnya kualitas dan keterampilan berpolitik KIH.

"Salah satunya penyebabnya adalah sikap 'gede rasa' KIH dengan kemenangan Jokowi-JK dalam Pemilihan Presiden 2014 dan melupakan konstituen, relawan dan masyarakat sipil dalam proses politik parlemen," kata Hendardi melalui pesan elektronik..

Seperti diberitakan Bisnis, Zulkifli Hasan terpilih sebagai Ketua MPR periode 2014-2019 setelah terpilih melalui paket yang diajukan Koalisi Merah Putih dalam Sidang Paripurna MPR pada Rabu (8/10/2014) dini hari.

Berdasarkan penghitungan, Paket B yang diusung Koalisi Merah Putih memperoleh 347 suara. Sementara itu, Paket A, yang diusung koalisi partai pendukung Joko Widodo-Jusuf Kalla, memperoleh 330 suara, satu suara lainnya abstain.

Paket B terdiri dari Zulkifli Hasan (Demokrat) sebagai calon ketua MPR, didampingi empat calon wakil ketua MPR, yaitu Mahyudin (Golkar), EE Mangindaan (Demokrat), Hidayat Nur Wahid (PKS), dan Oesman Sapta (DPD).

Sementara itu, Paket A terdiri dari Oesman menjadi calon ketua, didampingi empat calon wakil ketua, yakni Ahmad Basarah (PDI-P), Imam Nachrawi (PKB), Patrice Rio Capella (Nasdem), dan Hasrul Azwar (PPP).

Sidang paripurna itu dipimpin oleh Maimanah Umar yang didampingi oleh Ade Rezki Pratama.

BACA JUGA:

o KOALISI INDONESIA HEBAT Kalah lagi. Posisi PPP di DPR Terancam

o KMP Kuasai Parlemen, Pemakzulan Jokowi Dimungkinkan

o Setara Institute: Kualitas dan Keterampilan Berpolitik KIH Rendah

o Nasib PPP: Vonis Tunggu Petinggi Koalisi Merah Putih

o MPR RI 2014-2019: Paket Pimpinan Koalisi Merah Putih Menang, Berikut Visi dan Misi Zulkifli Hasan

o PIMPINAN MPR 2014-2019: Koalisi Merah Putih Menang, Berikut Hasil Lengkap Perolehan Suara

SBY BUKA KARTU: Ternyata Betul, Demokrat 'Main Mata' dengan Koalisi Merah Putih

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Ismail Fahmi
Editor : Ismail Fahmi

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper