Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BADAN GEOLOGI: Gempa Embusan Gunung Slamet Meningkat

Gempa embusan yang terjadi di Gunung Slamet, Jawa Tengah, cenderung meningkat, kata Kepala Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Surono.
Semburan lava pijar pada kawah Gunung Slamet terlihat dari Desa Pandansari, Paguyangan, Brebes, Jawa Tengah, Kamis (4/9/2014). /ANTARA
Semburan lava pijar pada kawah Gunung Slamet terlihat dari Desa Pandansari, Paguyangan, Brebes, Jawa Tengah, Kamis (4/9/2014). /ANTARA

Bisnis.com, PURWOKERTO - Gempa embusan yang terjadi di Gunung Slamet, Jawa Tengah, cenderung meningkat, kata Kepala Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Surono.

"Hal itu diketahui berdasarkan data PVMBG (Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi) di Pos Pengamatan Gunung Api Slamet, Desa Gambuhan, Pemalang, dalam 18 jam terakhir yang terbagi atas tiga periode pengamatan," katanya saat dihubungi dari Purwokerto, Senin (6/10/2014).

Menurut dia, dalam pengamatan yang dilakukan pada Minggu (5/10) pukul 18.00-00.00 WIB, secara visual cuaca Gunung Slamet tampak terang dan tidak teramati adanya embusan asap meskipun gempa embusan yang terekam sebanyak 105 kali.

Pada Senin pukul 00.00-06.00 WIB, secara visual teramati adanya embusan asap putih tebal setinggi 100-300 meter, sedangkan gempa embusan yang terekam sebanyak 143 kali.

Selanjutnya pada pukul 06.00-12.00 WIB, secara visual teramati embusan asap putih tebal setinggi 50-300 meter dan terekam adanya gempa embusan sebanyak 200 kali.

Bahkan, selama tiga periode pengamatan tersebut atau 18 jam terakhir, tidak terekam adanya gempa tremor menerus seperti yang terjadi dalam periode-periode pengamatan sebelumnya.

"Meskipun demikian, kami simpulkan bahwa aktivitas kegempaan Gunung Slamet masih tinggi, sehingga statusnya tetap 'Siaga'," kata pria yang biasa disapa Mbah Rono itu.

Oleh karena itu, kata dia, masyarakat tetap dilarang beraktivitas dalam radius 4 kilometer dari puncak Gunung Slamet.

Di luar radius 4 kilometer tersebut, lanjut dia, aman untuk berbagai aktivitas seperti pertanian, wisata, dan kegiatan sosial lainnya.

Disinggung mengenai kemungkinan Gunung Slamet akan kembali mengeluarkan sinar api dan lava pijar seperti beberapa pekan lalu, dia mengatakan bahwa hal itu tidak bisa diprediksikan.

"Kalau embusan iya, tapi kalau lava pijar enggak tahu," katanya.

Sebelumnya, Surono mengharapkan energi yang dikumpulkan Gunung Slamet melalui gempa tremor menerus selama lebih dari satu pekan dikeluarkan dalam bentuk embusan, bukan sebagai lontaran material atau lava pijar.

"Saya berharap seperti itu (energi dilepas hanya dalam bentuk embusan, red.)," katanya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : News Editor
Editor : Fatkhul Maskur
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper