Bisnis.com, SEMARANG — Investasi di Kota Semarang belakang terakhir menunjukkan tren positif seiring dengan kemudahan perizinan dan ketersedian lahan di Ibu Kota Jawa Tengah ini.
Indikator peningkatan investasi di Kota Semarang terlihat dari peningkatan jumlah industri dari 3.559 unit pada 2012 menjadi 3.589 unit pada 2013 atau terjadi peningkatan sebesar 0,84%. Selain itu, dari sisi nilai investasi juga terlihat adanya kenaikan.
Kenaikan nilai investasi terjadi pada 2011 sebesar Rp2,8 triliun, investasi pada 2012 menjadi Rp3,6 triliun dan pada 2013 meningkat Rp5,3 triliun.
“Tren investasi di sini terus naik. Jika diprosentasekan kenaikan investasinya tahun 2011 (38,82%), tahun 2012 (27,69%) dan tahun 2013 (46,17%),” papar Sekretaris Daerah Kota Semarang Adi Tri Hananto, di sela-sela acara pembukaan Semarang Investment, Trade & Tourism Expo 2014, Kamis (2/10/2014).
Menurutnya, peningkatan nilai investasi ini berdampak baik terhadap peningkatan penyerapan tenaga kerja dari 16.513 orang pada tahun 2011 menjadi 20.370 orang pada 2012 dan 26.272 orang di tahun 2013.
Adi mengungkapkan eksistensi Kota Semarang sebagai kota metropolitan layak dijadikan kota tempat berinvestasi. Pasalnya, kota ini memiliki daya dukung investasi yang luar biasa seperti letak geografis di mana Kota Semarang berada di tengah-tengah jalur perdagangan di Pulau Jawa.
Pihaknya menerangkan Kota Semarang juga termasuk salah satu Central Point Regional Marketing bersama dengan kota besar lain seperti Jakarta, Bandung dan Surabaya.
“Hal ini terlihat dari jumlah penduduk dan SDM yang berkualitas, infrastruktur, pelayanan perijinan yang semakin mudah dan cepat, sektor transportasi dan komunikasi yang memadai,” terangnya.
Adi mengatakan investasi dapat bertumbuh dengan dukungan promosi dan pameran produk lokal yang bekerjasama dengan pengusaha dan pemerintah daerah lain. Dengan adanya pameran ini, lanjutnya, diharapkan menjadi sarana untuk mengenalkan lebih dekat berbagai potensi di bidang investasi, perdagangan dan pariwisata yang ada di Kota Semarang kepada masyarakat.
“Terlebih kepada para pelaku usaha dan calon investor. Pameran ini menjadi jembatan untuk memfasilitasi interaksi, membangun jejaring informasi dan memperluas peluang investasi khususnya di Kota Semarang melalui program kemitraan secara nasional dan internasional,” terangnya.
Ketua panitia, Sri Martini memaparkan sebanyak 45 stand peserta dari berbagai institusi, dekranasda, BUMN, BUMD, industri pariwisata, koperasi, UKM serta swasta mengikuti pameran ini. Pelaku usaha mengenalkan beragam produk mulai dari produk kerajinan dan ekonomi kreatif, pariwisata, kuliner, peluang investasi daerah, perijinan serta bina lingkungan berpartisipasi dalam expo ini.
“Tak hanya produk Semarangan, pameran juga diikuti peserta dari dalam dan luar provinsi Jawa Tengah seperti Jawa Timur, Cianjur, Sidoarjo, Ngawi hingga Bali dan Nusa Tenggara Barat,” tuturnya.
Pihaknya berharap ajang pameran dapat menjadi sarana pemasaran dan promosi berbagai produk atau jasa ekonomi kreatif baik dari Kota Semarang maupun daerah. Selain itu penyelenggaraan expo ini diharapkan mampu mengangkat karakteristik dan identitas daerah sebagai daya tarik kompetitif bagi wisatawan, baik domestik maupun mancanegara.