Bisnis.com, JAKARTA - Politisi Partai Demokrasi Indonesi Perjuangan Aria Bima menyebut tiga parpol yang tergabung dalam koalisi merah putih merapat ke kubu Indonesia Hebat Joko Widodo-Jusuf Kalla. "Saya yakin dua sampai tiga parpol merapat," kata Aria usai pengucapan sumpah dan janji DPR DPD dan MPR di Jakarta, Rabu (1/10/2014) seperti dikutip Antara. Aria meyakini parpol yang akan bergabung, yakni Partai Persatuan Pembangunan (PPP) yang sudah melakukan lobi-lobi. "Insya Allah yakin, tetapi tidak usah buru-buru, lebih 'wise' (bijaksana) untuk Indonesia ke depan saya yakin akan berjalan dengan 'smooth' (mulus)," katanya. Ia menyiratkan dua parpol lainnya, yakni Partai Amanat Nasional dan Partai Demokrat, namun ia belum secara gamblang menjelaskan. "Saya tahu persis apa yang dilakukan pimpinan partai, termasuk Jokowi sendiri tapi saya kira kurang pas kalau bicara sekarang," katanya. Meskipun, masih dilakukan lobi-lobi, ia yakin akan ada parpol baru yang merapat selain PPP. "Saya tetap yakin bahwa akan berjalan 'smooth' bagus, lobi-lobi dilakukan dengan lebih jernih," katanya. Ia menampik bahwa konfigurasi koalisi parpol persoalan menang dan kalah, tetapi lebih kepada kepentingan politik bagi semua. "PDIP tetap menginginkan konfigurasi DPR-MPR nanti merupakan suatu kebersamaan di antara kita, kalau sudha dapat jatah di DPR, jangan terlalu 'kencang' di MPR," katanya. Aria mengatakan lobi tersebut dilakukan dengan menyampaikan hal-hal substantif fungsi DPR-MPR ke depannya dan mengoptimalkan tugas-tugas yang merupakan amanat rakyat. "Jangan sampai kita berebut kekuasaan seperti cerminan DPR lima tahun ke belakang yang dihujat publik, yang kita tawarkan kepemimpinan kolektif bukan kepemimpinan kubu-kubuan, " katanya. Namun, dia mengapresiasi keputusan Partai Golkar dan Partai Gerindra yang tetap utuh di Koalisi Merah Putih. "Tidak persoalan menang-menangan, tapi lobi-lobi terus kita lakukan jangan sampai terlalu dipercepat takut berubah," katanya. Dalam kesempatan sama, politisi PKS Hidayat Nur Wahid menampik adanya perpecahan di Koalisi Merah Putih. "Secara prinsip Koalisi Merah Putih adalah untuk rakyat karena tidak mungkin kami menggunakan untuk kepentingan koalisi semata," katanya. Namun, Hidayat mengatakan akan terus memantau pemerintah agar ada pihak penyeimbang supaya tetap terkontrol. "Hak konstitusi masih tetap ada dan lebih baik karena adanya pengawasan demokrasi bukan untuk perebutan kekuasaan dan dendam politik," katanya. Hidayat menilai PDIP tidak perlu melakukan lobi karena pihaknya telah legowo menerima keputusan final Mahkamah Konstitusi beberapa waktu lalu. "Menurut saya, kasihan ya sama PDIP, sampai melobi seperti itu, enggak perlu lah mengobral kursi, kami legowo kok kasihan partai yang dukung Jokowi jadi enggak kebagian," katanya. |