Bisnis.com, JAKARTA--Sosialisasi keaslian uang rupiah semisal petugas bank menunjukkan uang itu kepada pejalan kaki di supermarket atau lokasi keramaian merupakan hal biasa.
Namun kali ini, Bank Indonesia (BI) Perwakilan Tegal sengaja mencoba cara lain untuk mengenalkan Ciri-Ciri keaslian Uang Rupiah (Cikur) dengan pendekatan budaya melalui pagelaran wayang.
Mengapa memilih wayang? Rupanya BI Perwakilan Tegal menyoroti kecenderungan masyarakat Tegal dan sekitarnya yang senang menonton wayang. Dengan begitu, pesan itu bisa tersampaikan dengan mudah dan tepat sasaran.
Apalagi, dalang wayang itu tidak lain adalah Ki Enthus Susmono yang merupakan Bupati Tegal. Konsep edukasi dipilih menggunakan wayang santri, selain sebagai media dakwah sekaligus melalui pendekatan seni dan budaya. Pentas wayang santri ini mengangkat lakon ‘Lupit-Lupit palsu’ bertempat di Taman Rakyat Slawi (TRASA) Jumat (19/9) pada pukul 20.00 WIB.
Lupit merupakan tokoh pewayangan yang diangkat oleh Ki Enthus sebagai tokoh sentral dalam wayang santri, sehingga melalui lakon ini diharapkan pesan akan dengan mudah ditangkap dan dipahami serta mudah diingat oleh seluruh masyarakat baik penonton maupun pendengar.
Lupit merupakan tokoh yang dibangun oleh Ki Enthus sebagai tokoh yang kocak-lucu dengan gaya dan bahasa khas tegalan dan syarat filosopi dalam pesan-pesan dakwah dan leluconnya.
Ki Enthus memadukan antara tokoh Lupit dan Slentheng, Lawak Ciblek Banyumasan dan pegawai KPwBI Tegal sebagai petugas yang ditunjuk, dikolaborasikan dalam dialog yang sederhana dan mudah dimengerti.
Kolaborasi Lupit juga mengenalkan kepada masyarakat tentang uang emisi 2014 yang dikeluarkan oleh Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), mengedukasi pemirsa tentang ciri-ciri keasliannya dan mengenalkan transaksi yang aman bagi masyarakat.
Bupati menyampaikan apresiasi karena mendapat kesempatan dan berperan serta dalam mensosialisasikan cikur dan edukasi kebanksentralan pada saat yang istimewa sebagai pejabat bupati Tegal dan memberikan hiburan bagi masyarakat kabupaten Tegal secara gratis.
“Saya berterima kasih atas cindera mata buku katalog uang yang diberikan dari Departemen Pengelolaan Uang. Kami juga berharap mendapat tambahan buku tersebut untuk perpustakaan daerah dan ruang tunggu tamu di kantor Bupati Tegal,” paparnya Enthus malam itu.
Bandoe Widiarto, Kepala Perwakilan BI Tegal, menyampaiakan dengan perkembangan teknologi saat ini, pemalsuan uang semakin mengkawatirkan dimana para pemalsu sudah sedemikian canggihnya untuk mengelabui masyarakat awam.
Transaksi menggunakan uang palsu pun dikemas dengan berbagai trik sehingga masyarakat tidak mengetahui kalau uang yang diterima dalam transaksi adalah uang palsu.
Para pemalsu uang rupiah telah merambah ke pedesaan sehingga diperlukan pemahaman yang benar, tips dan trik cara mudah mengenali uang rupiah yang asli.
“BI berkewajiban untuk menyebarluaskan pemahaman tentang ciri-ciri keaslian uang rupiah kepada khalayak umum,” tuturnya.
Respon masyarakat setempat cukup baik atas sosisalisai Cikur dengan media wayang. Terbukti, sekitar 2.000-an penonton membanjiri lapangan Trasa dari pukul 20.00 WIB sampai dengan pukul 02.00 WIB. Mereka seolah terhipnotis dan tak ingin beranjak dengan sosalisasi cikur yang dibumbui guyonan yang membumi sampai pementasan berakhir.
Turut hadir menyaksikan pementasan wayang santri antara alin Forkompinda Kabupaten Tegal, pimpinan perbankan (sub BMPD) Kota Tegal, Kepala perwakilan BI Purwokerto Rahmat Hernowo, Pejabat Perwakilan BI Semarang Fx Bambang Santoso, Pejabat dari Departemen Pengendaran Uang DPU Tony Noor T.
Dalam kesempatan itu, KPwBI Tegal menyerahkan bantuan PSBI berupa alat ukur kualitas air kepada tiga kelompok pembudidaya ikan di Kota Pekalongan senilai Rp62,9 juta, bantuan alat silase atau mesin pembuat pakan ternak kepada kelompok peternak di Kabupaten Tegal senilai Rp60 juta.
Selanjutnya bantuan satu buah alat angkut roda tiga kepada kelompok tani budi daya bawang merah di Kabupaten Brebes senilai Rp20juta, serta penyerahan bantuan sara pendidikan untuk SMP Al Mansyuriah di Kabupaten Pemalang senilai Rp15 juta, total bantuan yang diserahkan pada saat pementasan wayang santri sejumlah Rp155 juta.
Sosialisasi Keaslian Uang Lewat Wayang
Sosialisasi keaslian uang rupiah semisal petugas bank menunjukkan uang itu kepada pejalan kaki di supermarket atau lokasi keramaian merupakan hal biasa.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Muhammad Khamdi
Editor : Rustam Agus
Topik
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
19 jam yang lalu