Bisnis.com, Jakarta- Indonesia mengusung tiga isu utama saat mengikuti sidang ke-69 Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) 2014 di Markas Besar PBB di New York, AS.
Ketiga isu yang menjadi fokus Indonesia adalah perubahan iklim, agenda pembangunan global pasca 2015, dan solusi konflik di berbagai wilayah dunia.
Mengacu laman www.presidenri.go.id, delegasi Indonesia yang dipimpin oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengambil bagian secara aktif dan penuh untuk agenda-agenda utama tersebut.
SBY mengakui kerja sama pada tingkat global dalam menghadapi isu perubahan iklim dan pemanasan global terlihat makin baik, efektif, dan nyata. Aktif dalam isu ini sejak tahun 2007, SBY melihat perhatian dunia pada perubahan iklim makin baik. Namun demikian, tetap perlu upaya lebih efektif untuk mendorong isu tersebut.
"Indonesia mengambil bagian penuh untuk memastikan bahwa kerja sama global dalam mengatasi perubahan iklim bisa dilaksanakan dengan lebih efektif lagi," ujar SBY sebagaimana dikutip laman resmi Kepresidenan RI, Kamis (25/9/2014).
Menurut SBY, apa yang dilaksanakan Indonesia terkait dengan isu perubahan iklim dan pemanasan global sudah benar dan on the right track. Dia menilai hal tersebut hanya perlu terus djaga dan ditingkatkan.
"Saya berharap pemerintah yang akan datang memiliki kepedulian yang sama, dan benar-benar menjadi bagian dari masyarakat dunia untuk menyelamatkan tanah air kita dalam rangka menyelamatkan bumi kita."
Kemudian, isu besar kedua adalah tentang agenda pembangunan pasca 2015. Indonesia memiliki posisi kuat karena menjadi co-chair dalam merumuskan agenda tersebut. Dalam diskusi-diskusi di PBB, semua negara sepakat agenda pembangunan pasca MDGs harus makin fokus, efektif, dan makin berhasil.
Pada tahun ini, pertumbuhan ekonomi untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat serta tidak merusak lingkungan atau sustainable development concept lebih ditekankan.
"Konsep green growth. Indonesia ikut menjadi bagian dalam mengembangkan kebijakan, doktrin, dan program yang berkaitan dengan pembangunan yang berkelanjutan ini," kata SBY.
Adapun terkait dengan isu ketiga tentang solusi konflik, SBY menyebutkan Indonesia akan terus berkontribusi untuk menjaga perdamaian dan keamanan internasional.
Presiden menekankan, yang lebih penting bagi Indonesia adalah menghadapi gerakan terorisme, radikalisme, dan ekstrimisme di tanah air.
"Yang penting situasi negara kita sendiri. Harus kita cegah terjadinya aksi yang menimbulkan ketakutan dan suasana yang tidak tentram bagi rakyat kita."