Bisnis.com, BANDUNG -- Informasi kesehatan hewan kurban berpotensi disalahgunakan oleh pihak-pihak yang mencari keuntungan secara tidak jujur.
Terkait itu, Kepala Dinas Peternakan Provinsi Jabar Doddy Firman Nugraha mengimbau pembeli agar tidak melepas kalung sebagai tanda sehat pada hewan kurban untuk mengantisipasi penyalahgunaan kalung oleh pihak tidak bertanggung jawab.
"Jangan dilepas, apalagi memberikan kalung tersebut ke penjual, takutnya si penjual nakal memakaikan kalung itu ke hewan yang belum diperiksa," kata Doddy di Bandung, Rabu (24/9/2014).
Ia menuturkan, kalung sehat tersebut merupakan tanda atau bukti bahwa hewan kurban yang dijualbelikan dalam kondisi sehat dan layak kurban.
Jika masyarakat membuang atau memberikan kalung tersebut ke penjualnya, Doddy khawatir ada pihak yang menggunakan kalung tersebut untuk dipasang pada hewan kurban yang belum diperiksa kesehatannya.
Ia menyarankan, kalung sehat itu tetap dipasang sampai hari pelaksanaan penyembelihan.
"Kalung itu sangat penting sebagai tanda bahwa hewan kurban sudah diperiksa dan dinyatakan sehat," katanya.
Sementara itu, melihat ciri-ciri hewan kurban sehat, kata Doddy, selain dipasang kalung sehat, masyarakat dapat melihat secara kasat mata dari fisik hewan.
"Secara kasat mata masyarakat bisa menilainya dari matanya tidak berbinar, tidak agresif," katanya.
Upaya menjaga kesehatan hewan kurban, Dinas Peternakan Provinsi Jabar menerjunkan tim pemeriksa hewan yang disebar di beberapa kabupaten/kota.
Tim kesehatan hewan yang diterjunkan terdiri dari petugas Dinas Peternakan, kemudian 50 dokter hewan dari Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementerian Pertanian lalu dari Institut Pertanian Bogor menurunkan mahasiswanya sebanyak 344 orang.
Tim tersebut untuk memastikan bahwa hewan kurban yang diperjualbelikan di pasar, atau di jalanan, dan di peternakan layak kurban dan aman dikonsumsi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel