Bisnis.com, EDINBURGH – Masyarakat Skotlandia akhirnya memilih untuk tetap bersatu dengan Negeri Ratu Elizabeth, setelah pemilih ‘NO’ memenangkan perolehan suara dengan komposisi 55%-45%.
Isu terpenting yang menjadi rujukan utama masyarakat Skotlandia yaitu ketahanan ekonomi dan keuangan negara tersebut, yang diprediksikan akan goyah jika melepaskan diri dari Inggris. Beberapa hari terakhir, sejumlah survei pun telah memprediksikan hal serupa.
Kemenangan voters ‘NO’ pun rata di 31 dari 32 wilayah Skotlandia, dengan rata-rata perolehan mendekati 90% di sejumlah wilayah.
“Saya akan menerima keputusan rakyat ini,” kata Alex Salmond, pemimpin sementara pemerintahan semi-otonom Skotlandia yang berjuang untuk kemerdekaan negara berusia 307 tahun tersebut. Salmond yang menggerakkan 1,6 juta warga Skotlandia memilih merdeka telah mengakui kekalahannya.
Salmond dan pemilih ‘YES’ kini mendesak Perdana Menteri Inggris David Cameron untuk terus menetapkan kebijakan yang berorientasi kesejahteraan masyarakat Skotlandia. Sementara itu di Inggris, Cameron menjanjikan hal yang sama. Ia menyambut baik pilihan masyarakat Skotlandia untuk tetap menjadi bagian dari Inggris.
Isu-isu lain yang menjadi diskusi khusus masyarakat Skotlandia selain isu ekonomi yaitu mata uang, pelayanan kesehatan, dan pengelolaan minyak.