Bisnis.com, BOYOLALI—Memasuki musim haji pada awal September ini, jalan di depan Asrama Haji Donohudan selalu ramai dengan pedagang.
Kios dan gerobak pedagang kaki lima berlapis tiga mulai dari sisi luar pagar Donohudan hingga sebagian badan jalan. Keramaian pedagang dan pengantar calon jamaah haji menjadi rutinitas harian.
Namun, dalam 3–4 akhir terakhir suasana jalan di depan Asrama Haji Donohudan tampak kontras. Jalan di depan asrama sangat lenggang tanpa kerumunan pedagang maupun pengantar.
Lapak kaki lima masih terlihat berjejer berlapis-lapis di luar pagar Donohudan, tetapi lapak-lapak tersebut tertutup rapi dengan karung terpal warna-warni. Pasar kaget di depan Donohudan untuk sementara tutup.
Apa yang berbeda antara pekan ini dengan pekan-pekan sebelumnya? Apakah ada razia pedagang kaki lima? Atau musim berangkat haji sudah berlalu?
Ternyata para pedagang meliburkan diri. Alasannya sederhana. Mereka tahu sepanjang pekan ini calon jamaah yang menginap di Donohudan tidak akan membawa banyak pengantar.
Sejak 8 September, hiruk pikuk ratusan pengantar dari Pantura telah berakhir. Kloter-kloter berikutnya yang berasal dari daerah DI Yogyakarta jarang kedatangan pengantar selama mereka menunggu keberangkatan di Donohudan.
Dalam 3–4 hari terakhir, hanya terlihat 1–2 kelompok pengantar tiba bersamaan di halam Asrama Haji Donohudan.
Petugas kepolisian dan petugas keamanan juga tampak lebih santai dan melonggarkan pengamanan.
Para pengantar diizinkan masuk ke sisi dalam pintu masuk untuk bercakap-cakap dengan santai dengan calon jamaah. Biasanya, petugas keamanan menutup erat pagar pintu masuk dan tidak mengizinkan siapapun masuk kecuali petugas dan media.
Kapolsek Ngemplak, Ahmad Nadhiri, pekan lalu mengatakan kepolisian akan menyesuaikan kemanan dengan keramaian di Donohudan.
Saat pengantar ramai, calon jamaah hanya diizinkan untuk bertemu dengan para pengantar melalui sela-sela pagar dan jendela pos keamanan.
“Yang penting calon jamaah tidak boleh keluar. Itu sudah dari sananya, dari panitia haji calon jamaah tidak boleh keluar,” kata Nadhiri.
Astuti, pemilik warung makan di depan Asrama Haji Donohudan, mengatakan para pedagang sudah tahu kapan pengantar akan ramai karena telah memiliki jadwal kedatangan seluruh kloter.
Berbekal jadwal tersebut, pedagang kaki lima bisa menyesuaikan jadwal berdagang mereka dengan jadwal kedatangan calon jamaah dari daerah tertentu.
“Mereka sudah punya jadwal. Ada yang jual, tidak tahu dari mana. Kalau seperti sekarang yang dari Sleman, mereka tidak ada yang jualan,” kata Astuti.
Dia memperkirakan pekan depan pedagang kaki lima akan kembali memenuhi Asrama Haji Donohudan ketika calon jamaah dari Pantura kembali beradatangan.
“Nanti mungkin ramai lagi kalau dari Pantura datang lagi, masih ada kan. Selain Pantura juga, dari Wonosobo biasanya ramai,” kata Astuti.
Sementara itu, sampai Sabtu siang (13/9) Panitia Penyelenggara Ibadah Haji Solo telah memberangkatkan 11.180 calon jamaah melalui Asrama Haji Donohudan yang tergabung dalam kloter 1—30.
Calon jamaah kloter 31–33 rencananya berangkat dari Bandara Adi Soemarmo pada sore hingga malam ini. Kamar-kamar mereka di Asrama Haji Donohudan akan langsung diisi kembali oleh calon jamaah haji kloter 34—35 yang berasal dari Kabupaten Rembang.
Pasar Asrama Haji Donohudan, Solo Sepi Pedagang
Dalam 34 akhir terakhir suasana jalan di depan Asrama Haji Donohudan tampak kontras. Jalan di depan asrama sangat lenggang tanpa kerumunan pedagang maupun pengantar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Demis Rizky Gosta
Editor : Rustam Agus
Topik
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru
1 jam yang lalu
Forum BUMN Riau Dorong Sport Tourism Lewat Fun Golf Perdana
2 jam yang lalu