Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

ECB Pangkas Suku Bunga Acuan

Setelah meluncurkan paket stimulus pada Juni lalu, secara mengejutkan European Central Bank (ECB) kembali memangkas suku bunga acuannya pada September ini.
Mata uang Euro/Bisnis
Mata uang Euro/Bisnis

Bisnis.com, BRUSSELS— Setelah meluncurkan paket stimulus pada Juni lalu, secara mengejutkan European Central Bank (ECB) kembali memangkas suku bunga acuannya pada September ini.

Bank sentral Eropa ini menurunkan tiga suku bunga acuan utama sebanyak 10 basis poin. Suku bunga acuan bertengger menjadi 0,05%, suku bunga deposito menjadi 00,2%, dan suku bunga margin lending facility menjadi 0,30%

Keputusan tersebut tidak lepas dari performa ekonomi zona euro yang mengecewakan sepanjang semester kedua tahun ini.

Pemulihan ekonomi berlangsung di tengah melorotnya inflasi, tekanan tekanan negatif dari krisis Ukraina, dan tingginya angka pengangguran di kawasan bermata uang tunggal ini.

Hal tersebut juga tercermin dari komentar Gubernur ECB Mario Draghi yang mengemukakan pihaknya tengah merumuskan stimulus tambahan, dan membukan peluang untuk melakukan quantitative easing (QE) di tengah memburuknya prospek inflasi sepanjang tahun ini.

Pergeseran opini juga tercermin dari bertambahnya jumlah ekonom yang memproyeksikan bank sentral Eropa itu bakal memangkas suku bunga acuannya pada pertemuannya kali ini.

Jika pada Juli dan Agustus tidak ada analis yang memprediksi pemangkasan, tetapi survei September tahun justru menunjukkan 6 ekonom yang berpendapat demikian.

“Kami tidak pernah mengalami kebingungan tentang keputusan ECB kali ini, dan bagaimana pasar merespon tindakan ECB,” ucap Piet lammens, analis KBC, Kamis (4/9/2014).

Namun, implementasi QE di zona euro masih ditentang oleh Jerman, negara dengan ekonomi terbesar di kawasan bermata uang tunggal itu. Jens Weidmann, Gubernur Bundesbank  berpendapat bahwa pembelian aset massif tersebut cukup problematik dan memiliki banyak risiko negatif.

“Untuk membujuk Bundesbank, kemungkinan ECB membutuhkan dukungan politik dari Jerman. Kami memperkirakan bank sentral itu akan mempersiapkan QE dan melakukan pembelian obligasi pada akhir tahun ini, tentunya dengan dukungan dari Berlin,”tambah Christian Schulz, ekonom senior Berenberg Bank di London.  

Selain itu, pelemahan euro beberapa bulan belakangan sudah memasukkan asumsi QE yang pernah dilakukan oleh Jepang, Amerika Serikat, dan Inggris. Hal tersebut mengindikasikan euro tidak akan tergerus melebihi level terendah.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Ismail Fahmi
Sumber : Bloomberg

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper