Bisnis.com, Bogor- Partai Demokrat dan Tim Koalisi Merah Putih menegaskan posisinya sebagai penyeimbang pemerintahan mendatang yang akan dipimpin oleh presiden terpilih Joko Widodo.
Hal itu terungkap usai pertemuan antara Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan anggota Tim Koalisi Merah Putih di kediaman pribadi SBY di Puri Cikeas Indah, Bogor, Jawa Barat, Selasa (2/9/2014).
SBY mengatakan inti dari pertemuan antara dirinya dan anggota tim koalisi kali ini adalah pemahaman bersama terkait peran yang akan diambil pada pemerintahan periode mendatang.
Kepadanya, tim Koalisi Merah Putih menyatakan pemikiran agar aktif mengawal pemerintahan, yaitu menjadi kekuatan penyeimbang.
"Kalau itu menjadi bagian dari check and balances, dalam artian yang luas, untuk pastikan kebijakan pemerintah berjalan ke arah yang benar, maka peran itu ditemukan," ujar SBY.
Yudhoyono juga mengingatkan perolehan hasil suara pasangan capres-cawapres Prabowo Subianto - Hatta Rajasa dalam Pilpres 9 Juli 2014, kendati kalah suara dari pasangan Jokowi - Jusuf Kalla.
Meskipun sejarah mencatat, bahwa Jokowi-JK telah memenangkan pilpres, tetapi jangan melupakan bahwa pasangan Prabowo-Hatta juga memiliki perolehan suara cukup tinggi. Oleh karena itu, lanjutnya, perlu ada pengakuan dan penghormatan atas kekuatan politik real lain yang akan menjadi penyeimbang untuk kemajuan pembangunan ke depan.
"Oleh karena itu, kita harus menghormati dan mengakui ada pula kekuatan politik real lain yang akan jadi baik apabila keduanya jadi bagian dalam pembangunan ke depan," katanya.
Dia mengingatkan hal tersebut sebagai bagian dari pematangan demokrasi yang berada di luar pemerintahan, namun ikut mengontrol dan ikut memastikan pemerintahan berlangsung dengan baik.
SBY mengatakan gembira dengan sikap yang dipilih tim Koalisi Merah Putih untuk menerima hasil putusan MK atas gugatan sengketa Pilpres 2014.
"Memang pilpres 2014 ini sangat dinamis. Pilpres di negara manapun begitu," katanya.
Menurut SBY, jika pihak Prabowo - Hatta memilih jalan membawa persoalan Pilpres 2014 ke ranah MK dan sejumlah kegiatan politik lain, itu semua tetap dalam koridor demokrasi dan konstitusi.
"Banyak yang salah mengerti, seolah-olah itu tidak benar. Saya katakan sepanjang itu diatur oleh UUD dan UU yang berlaku, sepanjang itu tidak menjadi kegiatan kekerasan apalagi berskala luas, itulah jalan yang sah, itulah jalan yang terhormat. Itulah jalan yang mesti dihormati rakyat Indonesia," katanya.
Pertemuan antara SBY dan anggota tim Koalisi Merah Putih kali ini bukan merupakan yang terakhir, karena kedua belah pihak masih akan melakukan pertemuan lanjutan pada pekan depan.
Pertemuan kali ini hanya dihadiri oleh SBY dan sejumlah anggota koalisi namun minus Ketua Umum Gerindra yang juga kandidat presiden usulan koalisi, Prabowo Subianto, serta Ketua Umum Golkar Aburizal Bakrie.
"Saya mengetahui sejumlah ketua umum parpol tengah ada di Luar Negeri. Ada rencana setelah mereka tiba di Tanah Air ingin berkomunikasi dengan saya, dan saya sediakan waktu itu," katanya.