Bisnis.com, SAMARINDA – Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kaltim mencatat terus terjadinya tren penurunan ekspor di Kaltim.
Pada Juli 2014, ekspor Kaltim sebesar US$ 2,28 miliar, mengalami penurunan 2,56% dibanding ekspor Juni 2014. Dibanding Juli 2013, ekspor Kaltim juga mengalami penurunan 7,86%.
“Penurunan ekspor Kaltim akibat turunnya ekspor migas Kaltim. Namun, ekspor nonmigas tetap naik. Ke depan ekspor migas Kaltim, saya perkirakan akan terus semakin turun. Penurunan juga terjadi pada ekspor batu bara sepanjang belum ada perbaikan harga,” ujar Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kaltim, Aden Gultom, Senin (1/9/2014).
Ekspor migas Kaltim pada Juli 2014 mencapai US$ 1,03 miliar, turun 8,05% dibanding Juni 2014.
Sementara ekspor nonmigas Juli 2014 mencapai US$ 1,25 miliar, naik 2,46% dibanding Juni 2014.
Adapun impor Kaltim Juli 2014 mencapai US$ 0,75 miliar atau mengalami peningkatan 18,18% dibanding Juni 2014.
Sementara itu, neraca perdagangan Kaltim pada Juli 2014 sebesar US$ 1,53 miliar, lebih kecil jika dibanding surplus Juni 2014 sebesar US$ 1,71 miliar.
Dengan demikian kumulatif Januari hingga Juli 2014 surplus sebesar US$ 10,45 miliar.
Dikatakan dia, semakin turunnya ekspor Kaltim mengakibatkan pertumbuhan ekonomi Kaltim di bawah angka pertumbuhan nasional.
Ekspor Kaltim yang mengandalkan sumber daya alam migas dan batu bara akan semakin habis, maka Provinsi Kaltim harus mengarahkan pembangunan untuk mengelola sumber daya yang dapat diperbarui.
“Gubernur Kaltim sudah mencanangkan swasembada pangan, meningkatkan industri untuk memacu pertumbuhan ekonomi Kaltim. Karena, mengandalkan sumber migas untuk ekspor tidak bisa dipaksa lagi. Namun, perdagangan dan industri Kaltim kini semakin tumbuh melonjak karena terus tumbuhnya penduduk di mana di provinsi ini ada sumber daya alam yang besar,” ujar Aden Gultom.