Bisnis.com, JAKARTA – Mulai hari ini, Senin (1/9/2014) hingga akhir September 2014, seluruh jamaah haji Indonesia secara bertahap akan berangkat ke Tanah Suci.
Selain persiapan khusus untuk menghadapi panasnya cuaca, mengantisipasi MERS CoV, dan virus Ebola yang sudah banyak dibicarakan, jamaah haji juga perlu secara umum mempersiapkan 7 hal agar ibadah berjalan lancar.
"Tujuh persiapan tersebut adalah masalah umum. Selain menghadapi suhu yang bisa sampai 40 derajat C, jamaah juga diminta mengantisipasi kemungkinan terjangkit MERS CoV, serta Ebola," kata Prof. Tjandra Yoga Aditama, Kepala Balitbangkes Kementerian Kesehatan, yang juga mantan Ketua Team Wasdal Kesehatan Haji 2013 dalam surat elektroniknya,Senin (1/9/2014) pagi.
Berikut tujuh hal yang perlu diperhatikan:
1. Para jamaah hendaknya memeriksakan kesehatan mereka secara rinci, ke dokter yang biasa dikunjungi atau dokter terdekat. Tujuannya adalah agar dapat dideteksi kemungkinan penyakit, dan masih ada waktu untuk mengatasinya.
2. Jika jamaah haji memang memiliki penyakit kronik dan memerlukan obat secara teratur, agar dapat membawa persediaan obat yang dibutuhkan selama di Tanah Suci.
3. Jika menurut dokter yang biasa menangani di Tanah Air, seorang jamaah haji memiliki masalah kesehatan, maka agar tidak lupa meminta surat keterangan dokter. Ini untuk diserahkan ke dokter kloter nantinya.
Kalau dari sekarang sudah tahu siapa dokter kloter atau dokter rombongan bila ONH plus, maka dari sekarang bicarakan dengan dokter kloter/rombongan, tentang masalah kesehatan Anda, dengan membawa surat dari dokter yang biasa merawat Anda itu.
4. Melakukan olahraga teratur seperti jalan kaki sebanyak 3-4 kali per minggu. Sebab, dalam perjalanan haji nantinya minimal ada empat rute jalan kaki yang cukup jauh. Yaitu tawaf, sai, jalan dari hotel/pondokan ke masjid, dan jalan dari kemah di Mina ke tempat melontar jumroh.
Belum lagi kegiatan jalan kaki lain, misalnya ziarah atau mungkin saja berbelanja. Jadi harus dibiasakan berolahraga.
5. Jika jamaah haji berangkat bersama orang tua yang berusia lanjut, apalagi yang memang sudah sakit, maka harus melakukan persiapan lebih rinci, seperti pengetahuan tentang menyewa kursi roda, atau kemungkinan ikut safari wukuf dan lainnya.
6. Sebaiknya mengenal dan mempelajari tentang fasilitas dan pelayanan kesehatan yang ada di Arab Saudi pada musim haji. Mulai dari petugas kesehatan kloter, pelayanan kesehatan di sektor, Balai Pengobatan Haji Indonesia (BPHI), ataupun lokasi RS Arab Saudi.
7. Agar para jamaah haji juga dapat mempelajari situasi kesehatan, atau wabah penyakit yang mungkin muncul di musim haji kali ini. Amat dianjurkan mulai sekarang untuk menyediakan waktu membaca berbagai tulisan tentang situasi penyakit di Arab Saudi pada musim haji.