Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Polisi di Papua Kurang Motivasi, Apa Penyebabnya?

Anggota Polri di Pulau Papua ternyata kurang motivasi sehingga kerja dirasa tidak maksimal. Lalu apa sebenarnya faktor penyebabnya?

Bisnis.com, JAKARTA - Anggota Polri di Pulau Papua ternyata kurang motivasi sehingga kerja dirasa tidak maksimal. Lalu apa sebenarnya faktor penyebabnya?

Asisten Kapolri Bidang Perencanaan Irjen Pol Tito Karnavian dalam bukunya yang berjudul 'Bhayangkara di Bumi Cendrawasih' menjelaskan hambatan terbesar bagi Polri di Papua ialah infrastruktur.

Terdengar klasik memang, namun itulah kendala besar yang dihadapi dirinya saat menjadi Kapolda Papua dari 2012 hingga 2 bulan yang lalu untuk 31 Polres dan 14 ribu anggota Polri.

Misalnya saja, untuk meneruskan informasi melalui telekomunikasi yang sangat umum dilakukan, menjadi sangat sulit di Papua.

Masih rendahnya jaringan sistem telekomunikasi di Bumi Cendrawasih tersebut membuat sinyal telepon gengam di sana acap kali tidak penuh, bahkan tidak tersambung.

"Jadi mau mengomandokan wilayah agak sulit, padahal komando ada di Kapolda," katanya, saat pelucuran buku Bhayangkara di Bumi Cendrawasih, Kamis (28/8/2014).

Susahnya memberi komando, hanya sebagian kecil dari kendala koordinasi. Belum lagi, kalau rapat besar harus diadakan.

Anggota Polri yang ada di Timika atau Fakfak misalnya, harus terbang ke Makassar dulu untuk dapat tiba di Jayapura.

Berdasarkan kondisi itulah, Polda Papua tidak bisa melakukan rapat sesering mungkin, paling hanya sebulan sekali.

"Sistem komunikasi dan informasi perlu diperbaiki. Sehingga terkonek antara teman-teman di lapangan terutama di polsek dan polres dengan jajaran di atasnya," ujar Tito.

Terbatasnya komunikasi tersebut, bukan mejadi satu-satunya yang dirasa menyulitkan peningkatan kinerja Polri.

Hiburan dan keluarga merupakan faktor eksternal yang sangat berpengaruh.

Pasalnya, anggota Polri yang bertugas di Papua memiliki medan yang berat, seperti di gunung yang jauh dari pusat kota.

Karena itulah mereka tidak bisa membawa keluarganya turut serta, hingga soal minimnya mendapatkan hiburan.

Mereka, kata Tito, harus bertahan dari rasa rindu yang menggebu kepada keluarganya, karena jarang pulang.

"Di Barat bersyukur ada hiburan dan keluarga bisa ikut. Di Papua sepi," papar Tito.

Belum lagi soal jenjang karir yang luput perhatian dari pusat, seperti peningkatan pendidikan hingga kesempatan mendapatkan promosi.

"Sekolah tidak diperhatikan, promosi tidak diperhatikan. Ini menjadikan motivasi tidak begitu tinggi. Maka kerja menjadi tidak maksimal," urainya.

Oleh karena itu, dia berharap para pejuang negara di Papua bisa mendapatkan atensi yang lebih.

Hal tersebut dapat terwujud apabila anggaran untuk Provinsi yang berbatasan langsung dengan Papua Nugini itu ditambah, bukan hanya sekadar anggaran rutin.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper