Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BPD Bali Andalkan Dana Nganggur Tingkatkan NIM

Bank Pembangunan Daerah Bali memilih menggenjot pendapatan dari bunga surat berharga dibandingkan dengan menyalurkan ke nasabah kredit.

Bisnis.com, DENPASAR--Bank Pembangunan Daerah Bali memilih menggenjot pendapatan dari bunga surat berharga dibandingkan dengan menyalurkan ke nasabah kredit.

Kepala Divisi Sekretariat Perusahaan BPD Bali I Made Wiwarta mengatakan suku bunga di surat berharga lebih menjanjikan, serta cepat memberikan return.

"Kalau mengandalkan kredit akan lama hasilnya. Kredit tidak bisa cepat karena harus harus pertimbangkan casflow" jelasnya, Senin (25/8/2014).

Berdasarkan laporan keuangan yang dipublikasikan, penempatan dana BPD Bali di surat berharga pada semester I/2014 senilai Rp898,28 miliar, naik signifikan dibandingkan periode sama tahun lalu yang hanya Rp173,1 miliar.

Dia menjelaskan imbal hasil di surat berharga memberikan pendapatan signifikan bagi BPD Bali.

Net interest margin (NIM) bank yang saham terbesarnya dimiliki Pemkab Badung ini sebesar 7,75%. Strategi itu sudah lama dilakukan oleh BPD untuk menaikkaan NIM.

"Setiap hari mekanismenya seperti itu, ada transaksi dan deal dengan tingkat bunga, kami tempatkan di surat berharga," jelasnya.

Namun, Wiwarta menyampaikan bahwa dana yang ditempatkan di instrumen tersebut bukan dana idle, melainkan memang difungsikan untuk meningkatkan pendapatan perusahaan.

Mengenai semakin besarnya penempatan di surat berharga, lanjutnya, menyesuaikan dengan nilai modal perusahaan yang membesar. Selain itu, sesuai dengan berkembangnya bisnis BPD Bali hingga daerah seperti Lampung dan Kalimantan Timur.

Direktur Utama BPD Bali I Made Sudja menjelaskan meskipun jumlah penempatan di surat berharga semakin meningkat, tetapi BPD Bali tetap bertugas sebagai intermediasi. Dia mengatakan penyaluran kredit di bank berlogo hijau ini tetap diutamakan.

"Kami tetap bertugas sesuai fungsi intermediasi, buktinya penyaluran kredit cukup tinggi," jelasnya.

Sepanjang Januari-Juni 2014, total kredit yang disalurkan mencapai Rp11,29 triliun, naik 20,43% dibandingkan periode sama tahun sebelumnya Rp9,37 triliun. Adapun komposisi kreditnya, konsumsi 60%, dan produktif 40%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Feri Kristianto
Editor : Rustam Agus

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper