Bisnis.com, LAWEYAN - Keberhasilan Joko Widodo merangsang pertumbuhan hotel melalui berbagai event kunjungan pariwisata pada masa pemerintahannya di Solo meninggalkan permasalahan bagi industri pariwisata Solo, sepeninggalnya ke Jakarta.
Ketimpangan pertumbuhan jumlah kamar dan jumlah wisatawan tersebut berujung pada kompetisi tidak sehat antara pengelola hotel di Solo.
Perang harga telah menekan rata-rata tarif kamar hotel hotel di Solo sekitar 25% hanya dalam satu semester dari sekitar Rp500.000—Rp700.000 ke kisaran Rp375.000—Rp525.000.
General Manager Hotel Sahid Jaya Solo, Martono Saputro mengatakan Sahid Jaya dan hotel berbintang lain mulai menurunkan tarif secara drastis pada semester I/2014.
Dia memaparkan hotel bintang lima seperti Sahid Jaya biasanya bertahan memasang tarif minimal Rp420.000 untuk jenis kamar yang paling populer, namun saat ini tarif untuk jenis kamar tersebut bisa turun hingga Rp360.000.
“Kalau dulu bintang empat dan bintang lima masih stabil, pada semester I bersamaan turun semua. Ini karena demand dan supply sudah tidak balance,” kata Martono.