Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pertempuran Di Gaza Telan Kerugian US$46 Miliar

Palestina setidaknya akan menanggung kerugian sebesar empat-enam miliar dolar AS akibat pertempuran antara Israel dan HAMAS di Jalur Gaza yang telah berlangsung selama satu bulan, kata Wakil Menteri Ekonomi Taysir Amro, Selasa (5/8/2014).
Suasana di Palestina usai serangan udara Israel/JIBI
Suasana di Palestina usai serangan udara Israel/JIBI

Bisnis.com, RAMALAH -  Palestina setidaknya akan menanggung kerugian sebesar US$46 miliar  akibat pertempuran antara Israel dan HAMAS di Jalur Gaza yang telah berlangsung selama satu bulan, kata Wakil Menteri Ekonomi Taysir Amro, Selasa (5/8/2014).

Amro mengatakan bahwa jumlah itu hanya meliputi "dampak langsung" terhadap perekonomian Jalur Gaza dan memperingatkan jumlah itu bisa membengkak setelah dampak tambahan yang diderita oleh 1,8 juta warga juga diperhitungkan.

Sebuah penilaian yang lebih tepat akan dilakukan kembali setelah secara permanen situasi tenang terwujud di kawasan padat penduduk tersebut, tempat lebih dari 1.850 orang tewas dan hampir setengah juta orang mengungsi, katanya.

Amro mengatakan donor internasional diperkirakan akan bertemu di Norwegia pada bulan September, tapi tidak memberikan penjelasan lebih lanjut.

Sebuah gencatan senjata 72 jam, yang ditengahi oleh Mesir dan Amerika Serikat, mulai berlaku pada 08:00 pagi waktu setempat (05.00 GMT) pada Selasa, saat pasukan Israel terakhir meninggalkan kawasan yang porak poranda itu.

Pertempuran dimulai pada tanggal 8 Juli dan berkembang menjadi serangan darat Israel pada 17 Juli.

Ratusan rumah hancur dan pekan lalu satu-satunya pembangkit listrik di Jalur Gaza telah diserang, yang mengakibatkan pemadaman total.

Wilayah Palestina, yang berada di bawah blokade Israel dan Mesir, mengalami kekurangan air dan listrik kronis.

Bahkan sebelum pertempuran terbaru itu, Gaza mengalami pemadaman listrik dari delapan sampai 12 jam sehari, yang mengganggu rumah sakit, sekolah, bisnis dan pusat pengolahan air.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Martin Sihombing
Sumber : Antara/AFP/Reuters

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper