Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

KRISIS UKRAINA: Rusia Diguncang Sanksi, Putin Siapkan Balasan

Saham Rusia melorot ke level terendah selama 3 bulan di bursa Amerika Serikat, bersamaan dengan komitmen Presiden Rusia Vladimir Putin untuk membalas penjatuhan sanksi internasional dari negara barat.
Vladimir Putin/Reuters
Vladimir Putin/Reuters

Bisnis.com, NEW YORK— Saham Rusia melorot ke level terendah selama 3 bulan di bursa Amerika Serikat, bersamaan dengan komitmen Presiden Rusia Vladimir Putin untuk membalas penjatuhan sanksi internasional dari negara ’barat’.

Indeks ekuitas Rusia-AS Bloomberg tergelincir 2,1% menjadi 82,25 di New York pada Selasa (5/8), mengikuti penurunan ketujuh kalinya dalam 9 sesi.

Kemerosotan tersebut mendorong acuan harga rata-rata saham menjadi 5,6 kali selama proyeksi 12 bulan pendapatan atau yang terlemah dalam 3 bulan terakhir.

Perusahaan pertambahan Rusia OAO Mechel dan produsen gas OAO Gazprom adalah beberapa korporasi yang mencatatkan kinerja terburuk, masing-masing tumbang lebih dari 3,5%. Tidak hanya itu, OAO Sberbank melorot 3,2%.

Saham terperosok bersamaan dengan langkah Putin yang menginstruksikan pemerintah untuk segera merespons sanksi yang dijatuhkan oleh AS dan Uni Eropa.

Sanksi tambahan tersebut bakal menyasar sektor perbankan dan energi melalui pembatasan akses pembiayaan serta pelarangan ekspor.

Namun, tampaknya, belum ada sinyal bahwa Putin akan menyerah dengan mudah di bawah jebakan sanksi ekonomi internasional dari ‘barat’.

Pihak Kementerian Keamanan dan Pertahanan Ukraina sempat mengungkapkan Rusia tengah mengerahkan 33.000 tentara dan 160 tank di dekat perbatasan.

“Ancaman sanksi itu berpotensi melukai sentiment investor terhadap prospek ekonomi Rusia dan mengerek naik risiko aset premium ke level tertinggi,” kata Chris Weafer, analis Macro Advisory di Moskwa, Selasa (5/8).

Menurutnya, mayoritas emerging markets akan menghindari Rusia mengingat risikonya tinggi hingga ancaman dan sanksi saat ini mulai mereda.    

Pemerintah Rusia memperkirakan ekonomi melaju di level terlemah pada tahun ini sejak 2009 akibat krisis geopolitik di Ukraina dan sanksi yang dijatuhkan oleh AS dan Uni Eropa.

International Monetary Fund (IMF) sempat memproyeksikan produk domestik bruto (PDB) Rusia terakselerasi 0,2% tahun ini, setelah terpompa 1,3% pada tahun lalu.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Saeno
Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper