Bisnis.com, SAMARINDA--Inflasi Kaltim hanya mencapai 0,89%, lebih rendah dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu yaitu lebih dari 1% dan angka inflasi nasional 0,93%. Angka inflasi Kaltim yang rendah ini menyusul distribusi pangan di provinsi ini yang diklaim lebih lancar dari tahun-tahun sebelumnya.
“Saya kira angka inflasi ini bagus sekali dan tidak tinggi. Biasanya inflasi ketika Juli mencapai 1% lebih. Inflasi Kaltim Juli 2014 mencapai 0,89%, sehingga sampai Juli 2014 inflasi tahun kalender Kaltim 3,09% dan inflasi year on year 4,86%,” ujar Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kaltim, Aden Gultom, Senin (4/7/2014).
Pada periode yang sama 2 tahun sebelumnya, yaitu Juli 2013 di Kaltim terjadi inflasi 3,79% dan Juli 2012 sebesar 1,06%. Sementara inflasi year on year periode 2 tahun sebelumnya 10,14% dan 4,93%. Adapun inflasii tahun kalender periode 2 tahun sebelumnya, Juli 2013 mencapai 8,05% dan Juli 2012 mencapai 3,6%.
Inflasi terjadi seluruh kota di Kaltim, seperti Samarinda inflasi mencapai 0,66%, Balikpapan 0,62% dan Tarakan 2,51%. BPS Kaltim mencatat nflasi di Samarinda di antaranya akibat biaya masuk Sekolah Dasar yang mahal ketika masuk ajaran baru. Sedangkan, Tarakan terjadi inflasi disumbang sebagian besar dari angkutan udara.
“Tarakan yang menjadi pintu masuk provinsi baru Kalimantan Utara dari transportasi udara membuat tinggi inflasi. Mungkin, karena persaingan sedikit berakibat angkutan udara mudah naik tarifnya. Sedangkan, inflasi Balikpapan masih diakibatkan komoditas beras karena pola makan masyarakatnya memilih beras yang lebih berkualitas,” ujar Aden Gultom.
Sementara itu, komoditas yang ikut memberi andil melandainya inflasi di Samarinda yaitu sawi hijau, ikan layang benggol, bandeng bolu, cabai rawit dan telepon seluler. Adapun komoditi turunkan inflasi di Balikpapan yakni daging ayam ras, minyak goreng, cabai rawit dan gula pasir. Sedangkan, komoditi turunkan inflasi di Tarakan di antaranya ikan bawal, sawi hijau, kerang dan apel.