Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PERINGATAN KAPOLRI: Pengajak Masuk ISIS Teroris

Kapolri Jenderal Pol Sutarman mengatakan bahwa warga negara Indonesia yang berbicara dalam video berisi ajakan untuk bergabung dengan kelompok "Islamic State Iraq and Syria" (ISIS), yang beredar di YouTube, adalah seorang teroris buronan Kepolisian.
Kapolri Jenderal /Antara
Kapolri Jenderal /Antara

Bisnis.com, JAKARTA - Kapolri Jenderal Pol Sutarman mengatakan bahwa warga negara Indonesia yang berbicara dalam video berisi ajakan untuk bergabung dengan kelompok "Islamic State Iraq and Syria" (ISIS), yang beredar di YouTube, adalah seorang teroris buronan Kepolisian.

"Sejak ada teror, Kepolisian terus mengikuti pergerakan, ada upaya-upaya mengajak untuk mendukung kelompok ini (ISIS). Orangnya sudah teridentifikasi oleh kami, inisialnya B, dan memang itu buronan kami selama ini," kata Sutarman di Jakarta, Senin (4/8/2014).

Menurut dia, WNI dalam video di YouTube berjudul "Joint the Rank" yang mengajak warga Indonesia untuk bergabung dengan ISIS itu merupakan buronan kepolisian yang sudah setahun masuk dalam Daftar Pencarian Orang (DPO).

"Yang jelas dia itu teroris yang masuk dalam target DPO kami," ujarnya.

Video berdurasi delapan menit yang diunggah oleh akun YouTube bernama Jihadology pada 22 Juli 2014 itu berisikan ajakan jihad, di mana seorang pria WNI yang menyebut dirinya Abu Muhammad al-Indonesia mengajak warga Muslim Indonesia untuk bergabung dalam ISIS.

Sehubungan dengan munculnya video dukungan terhadap ISIS tersebut, Kapolri menegaskan bahwa Kepolisian akan melakukan tindak penegakan hukum terhadap siapapun yang terkait dengan tindakan-tindakan yang melanggar hukum.

Sutarman menambahkan, pihaknya berharap agar seluruh elemen masyarakat dan penegak hukum dapat melakukan langkah-langkah proaktif untuk mencegah berkembangnya gerakan-gerakan mendukung ISIS.

"Dengan adanya pernyataan dukungan (terhadap ISIS) ini menjadi informasi bagi masyarakat seluruh Indonesia, jangan sampai perjuangan agama dengan paham mereka ini merubah suatu negara kesatuan," katanya.

"Paham mereka ini tentu menjadi ancaman, sehingga negara tidak boleh kalah oleh kelompok-kelompok yang mengatasnamakan atau berjuang menurut paham mereka sendiri," lanjut Sutarman.

Kapolri pun menyebutkan bahwa pihaknya telah melakukan pengawasan sejak lama, khususnya sejak banyak warga Indonesia pergi ke Suriah.

"Lebih kurang ada 56 orang yang berada di sana, dan ada tiga orang yang meninggal di sana," ungkapnya.

 

BACA JUGA

 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Martin Sihombing
Sumber : Antara

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper