Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

KISRUH GOLKAR: Kepemimpinan Partai Perlu Dievaluasi

Wakil Ketua Umum DPP Partai Golkar Agung Laksono mengatakan, DPP wajib menyelenggarakan rapat pimpinan nasional dalam rangka mengevaluasi kepemimpinan partai berlambang beringin tersebut.
Wakil Ketua Umum Partai Golkar Agung Laksono/JIBI
Wakil Ketua Umum Partai Golkar Agung Laksono/JIBI

Bisnis.com, JAKARTA -  Wakil Ketua Umum DPP Partai Golkar Agung Laksono mengatakan, DPP wajib menyelenggarakan rapat pimpinan nasional dalam rangka mengevaluasi kepemimpinan partai berlambang beringin tersebut.

"Seusai Pilpres (Pemilihan Presiden) maka DPP wajib menyelenggarakan Rapimnas evaluasi," kata Agung Laksono ketika ditemui setelah acara Open House Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Istana Negara, Jakarta, Senin (28/7/2014).

Dengan demikian, ujar dia, tidak perlu Munas Luar Biasa (Munaslub) karena munas biasa dilakukan setiap lima tahun sesuai dengan periode pemerintahan.

Ia mengemukakan bila ada yang berpandangan munas dilakukan pada  2015,  maka pihak tersebut dinilai agak kurang paham dengan aturan di Golkar.

Sebelumnya, Politisi Partai Golkar yang juga menjabat sebagai Ketua Umum GP Ansor Nusron Wahid menyatakan, kepemimpinan Partai Golkar saat ini sangat layak untuk dievaluasi setelah mengalami banyak kegagalan. "Kondisi saat ini, Partai Golkar membutuhkan forum evaluasi besar-besaran," kata Nusron Wahid.

Menurut Nusron Wahid, forum yang tepat untuk melakukan evaluasi secara menyeluruh itu adalah Musyawarah Nasional (Munas) Golkar.

Apalagi, ia mengingatkan bahwa pengurus Partai Golkar saat ini adalah periode 2009-2014 dan bukannya sampai tahun 2015.

Evaluasi itu, menurut dia, layak dilakukan antara lain mengingat kegagalan yang dialami partai berlambang pohon beringin itu dalam pemilu legislatif hingga pemilu presiden tahun 2014.

Bila evaluasi tidak dilaksanakan, lanjutnya, maka dicemaskan partai tersebut akan ditinggalkan oleh para konstituennya karena menilai partai tersebut abai dengan kehendak rakyat.

"Golkar tidak boleh disandera oleh oknum pengurus, elit dan kelompoknya, sehingga kesannya menutup forum evaluasi dengan dalih dan argumen akal-akalan," tegas Nusron.

Nusron yang telah dipecat dari Partai Golkar karena mendukung pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla dalam Pilpres 2014 menegaskan, Golkar bukanlah milik elitnya saja.

Sementara itu, Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie menyiratkan tidak ingin "mengambil pusing" soal desakan dilakukannya Musyawarah Nasional (Munas) Golkar sesuai jadwal Oktober 2014.

"Begitu aja kok ribut. Punya hak suara nggak mereka (yang mendorong Munas Oktober 2014)," kata Aburizal Bakrie seusai menghadiri acara buka puasa bersama Prabowo-Hatta dan tim koalisi merah putih di DPP PKS, Jakarta Selatan, Kamis (24/7/2014).

Aburizal Bakrie yang akrab disapa Ical menegaskan, semua yang mendorong munas diberlakukan Oktober 2014 tidak memiliki hak suara di dalam internal partai.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Martin Sihombing
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper