Bisnis.com, PEKANBARU— Perekonomian Riau diyakini akan kembali normal setelah Lebaran tahun ini, meskipun mengalami inflasi 0,58% pada Juni 2014, lebih tinggi dibandingkan dengan inflasi nasional yang mencapai 0,43% di bulan yang sama.
Mahdi Muhammad, Kepala Bank Indonesia Kantor Perwakilan Riau, mengatakan peningkatan inflasi pada Juni 2014 adalah hal yang biasa menjelang Ramadan. Apalagi, Ramadan tahun ini juga bertepatan dengan penyelenggaraan piala dunia.
“Sirkulasi barang masih normal. Inflasi memang meningkat, tetapi itu masih normal karena terjadi menjelang Ramadan,” katanya akhir pekan lalu.
Mahdi menuturkan, hingga saat ini juga belum ada gejolak perekonomian nasional yang dapat mempengaruhi kondisi di Riau. Nilai tukar rupiah pun masih bergerak dalam rentang yang telah diprediksi Bank Indonesia sebelumnya.
Menurutnya, pelambatan pertumbuhan ekonomi yang terjadi di Riau saat ini merupakan dampak dari pelambatan yang terjadi secara nasional. Saat in, pertumbuhan ekonomi nasional dikoreksi menjadi sekitar 5,5%, dari yang sebelumnya diprediksi mampu naik hingga 6,2%.
“Harga komoditas seperti CPO [crude palm oil/minyak sawit mentah] itu kan harganya sempat anjlok, itu juga menjadi faktor pelambatan ekonomi di Riau,” ujarnya.
Badan Pusat Statistik (BPS) Riau mencatat tingginya inflasi bulan lalu disebabkan meningkatnya indeks harga konsumen pada seluruh kelompok pengeluaran. Kelompok bahan makanan mengalami penaikan hingga 1,54%, dan memberikan andil hingga 0,35% terhadap inflasi Riau Juni 2014.
Indeks harga konsumen kelompok kesehatan juga mengalami pertumbuhan 0,49% dibandingkan bulan sebelumnya, dan berkontribusi hingga 0,02% terhadap inflasi provinsi itu. Kemudian indeks harga konsumen transportasi, komunikasi dan jasa keuangan naik 0,43%, dan berkontribusi 0,29% terhadap inflasi.