Bisnis.com, PEKANBARU—PT Bhumireksa Nusasejati (BNS) menggandeng Universitas Riau dengan melakukan nota kesepahaman atau memorandum of understanding (MoU) untuk memberikan pendampingan penanganan kebakaran hutan dan lahan kepada masyarakat desa.
Ghozali Yahaya, Presiden Direktur Minamas Plantation sebagai induk usaha BNS, mengatakan Universitas Riau akan memberikan pendampingan langsung kepada desa yang berbatasan langsung dengan areal konsesi perusahaan.
“Pendampingan itu untuk memitigasi risiko kebakaran hutan dan lahan gambut di Riau. Universitas Riau juga akan memberikan pelatihan kepada masyarakat untuk menjalankan pertanian berkelanjutan dengan kebijakan zero burning,” katanya, Kamis malam (17/7).
Ghozali Yahaya menuturkan pihaknya telah menerapkan kebijakan ketat pelarangan membuka lahan gambut yang baru. Areal yang sudah dibuka sebelum kebijakan itu dikeluarkan pun akan dikelola secara hati-hati dengan sistem penataan air yang baik, sehingga dapat meminimalkan dampak lingkungannya.
Inasanti Susanto, Head Corporate Communication Minamas Plantation, mengatakan pihak Universitas Riau akan memitigasi desa mana saja yang rentan terhadap kebakaran hutan. Dari situ kemudian akan diterjunkan tim yang tinggal bersama masyarakat untuk melakukan pelatihan dan pengawasan kebakaran hutan dan lahan.
Kegiatan itu juga akan dilakukan secara berkelanjutan, sehingga muncul kesadaran dari masyarakat terhadap bahayanya pembakaran hutan.
Selama ini, Minamas Plantation telah memiliki 11 menara api setinggi 15 meter yang berada di kebunnya, memberikan pendampingan dan peralatannya terhadap tujuh kelompok masyarakat peduli api (MPA), dan membangun fasilitas pemadam kebakaran di sekitar wilayah konsensinya.