Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kelapa Sawit: Harga TBS Riau Kembali Anjlok

Belum stabilnya makro ekonomi Indonesia membuat harga tandan buah segar kelapa sawit di Riau kembali turun. Untuk periode 9-15 Juli 2014, tim penetapan harga pembelian tandan buah segar kelapa sawit berusia 10 tahun atau lebih Rp1.915,84 per kilogram.

Bisnis.com, PEKANBARU—Belum stabilnya makro ekonomi Indonesia membuat harga tandan buah segar kelapa sawit di Riau kembali turun.

Untuk periode 9-15 Juli 2014, tim penetapan harga pembelian tandan buah segar kelapa sawit berusia 10 tahun atau lebih Rp1.915,84 per kilogram.

Zulher, Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Riau, mengatakan penurunan harga tersebut disebabkan belum stabilnya perdagangan produk unggulan Indonesia.

Hal tersebut kemudian berdampak pada melemahnya harga tandan buah segar (TBS) kelapa sawit di Riau setelah dua pekan mengalami penguatan.

“Makro ekonomi nasional belum tumbuh sempurna, perdagangan produk unggulan juga tidak stabil, makanya fluktuasi terus terjadi,” katanya di Pekanbaru, Selasa (8/7/2014).

Dinas Perkebunan Riau mencatat harga TBS kelapa sawit dengan usia tiga tahun pada periode pekan ini per kilogramnya turun 2,95% menjadi Rp1.371,37 dari yang sebelumnya Rp1.413,17.

Kemudian TBS kelapa sawit dengan usia lima tahun turun 2,96% menjadi Rp1.638,69 per kilogram, dari yang sebelumnya Rp1.688,78 per kilogram.

Sementara itu, TBS kelapa sawit dengan umur 10 tahun atau lebih juga turun 2,96% atau senilai Rp58,47 dari yang sebelumnya Rp1.974,31 per kilogram, menjadi Rp1.915,84 per kilogram.Untuk minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) dipatok dengan harga Rp8.499,87 per kilogram.

Zaher sebelumnya memperkirakan sepanjang tahun ini harga TBS kelapa sawit akan ada pada level Rp1.600-Rp.2.000. Hal itu didasarkan pada adanya Instruksi Presiden untuk menggunakan biodiesel dalam kebijakan energi nasional.

Hal tersebut dianggap dapat menumbuhkan investasi industri hilir kelapa sawit menjadi biodoesel yang berbahan baku CPO.

Stabilnya harga kelapa sawit juga akan ditopang oleh kebijakan Brazil, Argentina, China, dan India untuk mengimpor CPO lebih banyak dari tahun sebelumnya.

Kemudian, rilis harga dari Bursa Derivatif Malaysia, yang menyebut harga CPO di negara itu sepanjang 2014 diprediksi RM 2.600-RM 2.900.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Lili Sunardi
Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper